:
Oleh MC KAB TOBA, Selasa, 26 Oktober 2021 | 05:12 WIB - Redaktur: Kusnadi - 327
Toba, InfoPublik - Rekayasa cuaca yang dilakukan bagi kawasan Danau Toba ternyata memiliki pengaruh terhadap kondisi kontur tanah di Kabupaten Toba. Sejumlah daerah di Kabupaten Toba merupakan daerah pegunungan diwaspadai akan longsor manakala hujan deras berkepanjangan.
Rekayasa cuaca tersebut diperkirakan selama 30 hari yang dimulai sejak Jumat (15/10/2021). Dengan demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Toba Pontas Batubara telah menyurati masing-masing kecamatan soal kewaspadaan cuaca ekstrem.
“BPBD Toba mengimbau seluruh camat, lurah, Kepala desa serta masyarakat untuk tetap mewaspadai curah hujan di daerahnya dan memperhatikan sungai, saluran air untuk mengantisipasi banjir dan longsor,” ujar Kepala BPBD Toba dr. Pontas Batubara saat dikonfirmasi pada Senin (25/10/2021).
Selain hujan deras, ternyata angin kencang juga harus diwaspadai masyarakat sekitar.
“Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini pada wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan deras disertai angin puting beliung seperti di kecamatan Sigumpar, Siantar Narumonda, Porsea, Parmaksian, dan Lumban Julu,” ungkapnya.
“BPBD juga meminta pada semua pihak, khususnya kecamatan untuk lebih optimal melakukan penyimpanan air pada musim hujan ini untuk memenuhi waduk, embung, kolam retensi dan penyimpanan buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan terutama di daerah Kecamatan Porsea Dan Parmaksian,” sambungnya.
Diketahui terjadi penurunan debit air Danau Toba sebesar 15 Centimeter maka rekayasa cuaca dilakukan selama 30 hari.
Terkait hal ini, Koordinator Lapangan Perekayasa Pengelolaan TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional Dwipa telah menjelaskan alasan dan proses rekayasa cuaca tersebut.
"Karena defisit air danau toba yg menyebabkan tinggi muka air Danau Toba menurun. Untuk penurunan Tinggi Muka Aiar (TMA) Danau Toba sejak akhir bulan September 2021 lalu mengalami penurunan sekitar 15 centimeter," ujar Koordinator Lapangan Perekayasa Pengelolaan TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional Dwipa Wirawan.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah mendapatkan izin dari Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan telah berkoordinasi dengan Bupati Toba Poltak Sitorus.
"Sudah mendapat izin gubernur Sumut, dan sudah berkordinasi dengan Bupati Kabupaten Toba. Dari pihak user PT.Inalum akan membatasi kegiatan rekayasa cuaca apabila terjadi aliran masuk (inflow) sebesar 600 meter kubik pernah detik selama 3 hari berturut-turut,"sebutnya.
Diterangkan juga pelaksanaan rekayasa cuaca saat ini adalah tahap atau periode ke 2 yang dimulai sejak tanggal 15 Oktober hingga 30 hari ke depan.
"Rekayasa cuaca (penyemaian awan) kali ini di Daerah Tangkapan Air Danau Toba, tidak lagi menggunakan bahan semai micro powder NaCl (garam), melainkan menggunakan bahan semai berbasis flare atau suar," tandasnya menerangkan.(MC Toba map/rik)
Foto: Kepala BPBD Kabupaten Toba Pontas Batubara