PPU Kembali Menyelenggarakan Festival Belian Adat Nondoi

:


Oleh MC KAB PENAJAM PASER UTARA, Kamis, 21 Oktober 2021 | 10:28 WIB - Redaktur: Kusnadi - 317


Penajam, InfoPublik - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bekerjasama dengan Lembaga Adat Paser (LAP) PPU menyelenggarakan Festival Belian Adat Nondoi di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Rabu (20/10/2021). Kegiatan ini biasanya rutin digelar tiap tahunnya, namun akibat pandemi C1ovid-19 tahun 2020 lalu tidak bisa dilaksanakan.

Tampak hadir dalam acara ini Wakil Bupati PPU Hamdam, Ketua DPRD PPU Jhon Kenedi, Ketua PKK Kabupaten PPU Risna Rais Abdul Gafur, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) PPU, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat umum lainya.

Saat dijumpai Kepala Disbupar PPU, Andi Israwati Latief mengatakan, Kabupaten PPU sebagai salah satu Daerah asli Suku Paser, sudah sepantasnya menghormati seni budaya asli daerah yang merupakan cerminan dari budaya daerah, cerminan sikap, tingkah laku dan kepribadian tersebut adalah cerminan dari budaya yang ada di suatu daerah.

“Melalui festival adat yang diselenggarakan ini, kiranya tidak berlebihan apabila kita yang telah lama dikenal sebagai daerah yang kaya dengan khasanah budaya patut melestarikan kebudayaan yang ada di daerah ini,” kata Andi Israwati Latief.

Selain itu, lanjutnya, pelestarian budaya melalui pelaksanaan festival adat ini, adalah sebagai sebuah simbol kemenangan kita terhadap laju perkembangan zaman yang semakin global. Karenanya pihaknya sangat menyambut baik pelaksanaan festival adat ini, apalagi festival ini dilakukan oleh segenap masyarakat Kabupaten PPU.

“Ini merupakan aset yang sangat luar biasa dan memiliki arti penting bagi masyarakat, khususnya masyarakat suku asli Paser. Untuk itu, saya menegaskan untuk tetap melestarikan aset ini dan jadikan kegiatan festival ini sebagai suatu acara yang dapat mengundang dan membuat ketertarikan, baik bagi masyarakat lokal maupun masyarakat di luar PPU, bahkan di luar Provinsi Kalimantan Timur,” terangnya.

Andi Israwati Latief berharap kegiatan Festival Nondoi dapat dijadikan sebagai momentum terbaik dalam hal pembinaan seni budaya daerah yang dapat menumbuh kembangkan rasa memiliki oleh masyarakat terhadap Kabupaten PPU sebagai salah satu daerah pusat budaya Paser.

“Jadikanlah kegiatan ini sebagai wadah untuk bersilaturahim bagi seluruh komponen masyarakat Kabupaten PPU dalam rangka membangun kebersamaan dalam membangun dan menyongsong masa depan daerah kita sebagai Ibu Kota Negara Baru (IKN) di Republik ini,” tutupnya.

Sementara itu Sultan Paser Yang Mulia Aji Muhammad Jarnawi secara terpisah mengatakan Nondoi adalah ritual adat tertua suku Paser yang merupakan salah satu kearifan lokal budaya suku Paser yang harus dijaga dengan baik. Setiap tahun digelar, tetapi akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 kegiatan tersebut sempat ditiadakan.

“Nondoi itu larung jakit yang artinya pada jaman dahulu merupakan suatu keberkahan atau doa yang dilaksanakan untuk berbagai tujuan. Bisa untuk ritual bersih-bersih kampung dari hal-hal yang tidak diinginkan, bisa untuk pengobatan, hingga pembangunan rumah adat. Ritual ini biasa untuk bersih-bersih kampung dari hal-hal yang negatif,” pungkasnya (Man/Zan)