Ibu Harus Punya Keberanian Ingatkan Suami dan Anak Melaksanakan Prokes Secara Ketat

:


Oleh MC KAB BLORA, Kamis, 16 September 2021 | 19:25 WIB - Redaktur: Tobari - 315


Blora, InfoPublik - Kerukunan Wanita (Kerta) Wredatama Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Blora menyampaikan wanita di zaman new normal tak bisa diremehkan, apalagi hanya dilihat oleh sebelah mata saja.

"Kita tahu emansipasi wanita di Indonesia saat ini boleh dibilang sudah luar biasa setera dengan kaum adam atau laki-laki," kata Ketua KERTA Wredatama PWRI Blora, Tri Murjiati, Kamis (16/9/2021).

Hal itu disampaikan Tri Murjiati dalam acara gelar wicara Wredatama Menyapa di LPPL Gagak Rimang Blora dengan tema "Peran Wanita di Masa Pandemi COVID-19"

Dikatakannya, wanita telah bekerja di berbagai macam tempat dan bisa menduduki jabatan mulai dari jabatan Kepala Desa/Kepala Kelurahan, Camat, Bupati atau Wakil Bupati.

"Seperti saat ini di Blora, Wakil Bupati dijabat oleh Wanita Ibu Tri Yuli Setyowati," ucap wanita yang dulu pernah menjadi anggota DPRD Blora.

Contoh lain, wanita ada yang jadi gubernur/wakil gubernur, menteri wanita, 

Seperti saat ini ada Ibu Sri Mulyani Endrawati yang dikenal sebagai menteri Keuangan yang profesional dan cerdas, juga ada Ibu Retno Marsudi Menteri Luar Negeri yang dikenal ahli berkomunikasi.

Kemudian, lanjutnya, kita punya Presiden Wanita, yakni Ibu Megawati Sukarno Putri, Presiden RI ke-5.

Akan tetapi, meski banyak peluang untuk berkiprah dan berkarya nyata di masa pandemi Covid-19, tetap saja wanita dituntut untuk dapat membagi waktu dan perannya baik untuk keluarga, untuk bekerja maupun bersosialisasi di tengah- tengah masyarakat.

"Sehingga ada ungkapan wanita itu serba mungkin dan serba bisa bahkan ada yang memberi predikat Super Woman," ujarnya.

Di lingkungan organisasi PWRI dibentuk Kerukunan Wanita Wredatama, disebut Kerta Wredatama, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari PWRI, dan anggotanya terdiri atas semua anggota wanita dan anggota luar biasa wanita PWRI.

Kerta Wredatama dapat bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan wanita lainnya.

Ia menambahkan, Kerta merupakan organisasi yang anggotanya berasal dari para isteri pensiunan ASN atau Pensiunan PNS saat ini termasuk di Kabupaten Blora dalam Kasta Keren (Kelompok Rentan).

Walau Keren semangat pengabdian untuk masyarakat tak pernah padam bahkan makin bergelora sampai diakhir usia.

"Saya berharap mudah-mudahan apa yang saya sampaikan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta mampu memberi semangat bagi para pendengar LPPL Gagak Rimang di kota Sate," kata Tri Murjiati.

Sebab, sudah selayaknya bersemangat bagi saudara-saudara para wanita yang malam Jumat Legi ini mendengar siaran Wredatama Menyapa.

"Saya sangat bersyukur di masa pelaksanaan PPKM Darurat Kabupaten Blora sudah berada di level 2 untuk itu saya tetap mengingatkan jangan lengah untuk tetap melaksanakan anjuran pemerintah 3W, yaitu, Wajib Aman, Wajib Iman dan Wajib Iman," terangnya.

Khusus untuk Wajib Aman, kata dia, agar seluruh warga masyarakat melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin dengan menerapkan 5M dalam kehidupan sehari-hari.

Yaitu, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Dikatakannya, peran wanita bisa kita saksikan dan hayati ketika wanita atau ibu di rumah tangga yang sering disebut sebagai ratu rumah tangga sangat menentukan perannya di masa pandemi COVID-19.

"Bagaimana ibu mampu menciptakan suatu rumah menjadi surga. Sehingga sering ada ungkapan, rumahku adalah surgaku," ucapnya.

Tentu hal itu tak gampang butuh keahlihan yang hanya dimiliki oleh seorang wanita.

Agar tidak terjadi kerutinan yang membuat kejenuhan dan kebosanan penghuni rumah, maka disini dibutuhkan peran seorang wanita yang cerdas penuh kasih sayang baik dalam membawa suasana keluarga yang dinamis maupun dalam menciptakan komunikasi yang ramah lingkungan serta dibarengi penyajian informasi dan hiburan yang membangun.

Apalagi masih ditambah kemampuan menyajikan makanan keluarga yang bervariasi dan gizi. Kalau hal itu terwujud berarti minimal telah bisa membantu suasana keluarga yang harmonis di masa pandemi.

Untuk selanjutnya, suasana kedamaian yang sudah tercipta di keluarga bisa digunakan oleh ibu dalam mendidik dan menemani anak-anaknya yang sedang belajar dirumah baik dalam melengkapi pendidikan dan pengamalan agama, memasukkan pendidikan etika dan budi pekerti.

"Bahkan dalam meningkatkan imunitas diri peran wanita juga mampu mendorong kegiatan olah raga bersama dirumah dan berkebun dengan memanfaatkan fasilitas yang ada," kata dia.

Demikian pula dalam menghibur diri bisa diupayakan kegiatan bersama membaca dengan cerita yang lucu dan bermanfaat, menyaksikan acara televisi yang menghibur, bernyanyi bersama dengan lagu-lagu gembira dan memberikan semangat, serta melakukan ibadah yang disertai dengan suasana kebersamaan dan persaudaraan.

"Sebagai Ibu rumah tangga, seorang ibu harus punya keberanian mengingatkan suami dan anak-anak dalam melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," tegasnya.

Kalau tadi kiprah para wanita di rumah tangga sekarang apa yang bisa dilakukan di masyarakat pada masa pandemi.

Wanita dengan niat baik bisa melakukan kegiatan penggalangan dana untuk mengadakan sembako dan alat pelindung diri (APD) untuk nantinya diperbantukan kepada kaum duafa dan para medis yang berjuang di garda paling depan.

Kemudian, lanjutnya, melibatkan diri dalam kegiatan menyediakan dapur umum untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19  dan menyalurkan sembako ke tempat isololasi mandiri.

Tidak kalah hebatnya wanita juga bisa berperan sebagai relawan yang bertugas memberikan sosialisai pencegahan dan penanggulangan penyakit virus corona ke masyarakat dan membagikan  sembako dan masker di masyarakat.

Bahkan wanita sangat pintar, satun dan lembut dalam membangun komunikasi dengan kelompok khusus seperti kelompok disabilitas, anak-anak, lansia dan warga miskin.

"Peran wanita di dalam pekerjaan di bidang apapun, wanita bisa jadi teladan dan andalan dalam melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin, karena wanita dalam bekerja selalu mengedapan pertimbangan nurani," ujarnya.

Sehingga berbagai anjuran yang akan membawa keselamatan diri pasti akan dipatuhi.

Tri Murjiati mengatakan, realita yang ada banyak para wanita yang berkerja di bidang kesehatan baik sebagai perawat, bidan, dokter maupun dibidang medis lainnya.

Mereka bekerja di garda paling depan dan berjibaku mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan saudara saudara kita yang terpapar COVID-19.

"Sungguh sangat ironis mereka berjuang dan berkorban dengan ikhlas tapi meraka malahan menjadi korban, bahkan meninggal dunia," katanya.

Untuk itu melaluhi siaran dalam Wredatama Menyapa, atas nama ibu-ibu Kerukunan Wanita PWRI Kabupaten Blora dirinya menyampaikan apresiasi yang luar biasa dan ucapan terimakasih kepada tim medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam penanggulangan pandemi COVID-19.

"Saya juga ikut berduka cita atas meninggalnya Tim Medis dalam mengemban tugas, semoga arwah beliau diterima disisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan ketabahan.Amin," ungkapnya.

Tri Murjiati pun mempersembahkan sepenggal sajak untuk mereka yang telah berjuang di medan pertempuran pada masa pandemi COVID-19.

Mereka bekerja siang maupun malam, Semangat pengabdian tak pernah padam, Laksana Pelita terangi malam,Perjuangan dan Pengorbananmu membuat hati tentram.

Engkau Pahlawan Kesehatan,Jasa jasamu tak mudah dilupakan, Selalu dikenang di sepanjang zaman, Sebagai teladan Penyelamat Kehidupan.

"Akhirnya saya mengucapkan terimakasih dan mohon maaf bila ada sesuatu yang kurang berkenan. Salam seger waras," ucapnya.

Sementara itu, Ketua PWRI Blora H. Bambang Sulistya menyampaikan pesan, dalam meningkatkan peran wanita dimanapun berada di masa pandemi COVID-19 jangan lupa tiga spirit dari langit. 

Pertama, wanita adalah tiang negara, maknanya jika baik wanitanya maka baiklah negaranya dan jika rusak wanitanya, maka rusak pula negaranya.

Wanita tiang negara adalah sebagai bentuk kokoh kekuatan dan penghidupan.

Kedua, surga berada di telapak kaki ibu, maknanya adalah rasa rendah diri kepatuhan dan tak membakang kepada ibu adalah faktor penyebab masuk surga.

Ketiga, Ridha Allah terdapat pada ridha ibu. Nabi Muhammad SAW menyuruh kita untuk berbuat baik tiga kali lebih besar kepada ibu dibanding bapak.

"Demikian semoga tiga spirit tersebut bisa mengilhami dan membangkitkan diri bagi para wanita untuk lebih berperan di mana pun mereka berada di masa sulit dan lemahnya sendi-sendi kehidupan seperti  saat ini," tuturnya. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb).