:
Oleh MC KAB GARUT, Rabu, 18 Agustus 2021 | 19:50 WIB - Redaktur: Kusnadi - 391
Garut, InfoPublik - Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungab Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut menggagas sebuah program untuk meningkatkan kualitas keluarga serta mengurangi angka pernikahan usia dini di Kabupaten Garut dengan sebuah program bernama STOP KABUR alias Strategi Optimalisasi Pencegahan Kawin Anak Bawah Umur.
Menurut Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryana, Kawin Anak Bawah Umur (KABUR) akan mengakibatkan beberapa persoalan sosial, mental, kesehatan, ekonomi, pendidikan, rapuhnya Ketahanan Keluarga seperti ketidakharmonisan, KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), trafiking, yang berakhir dengan perceraian. KABUR juga dapat menyebabkan kelahiran berisiko tinggi lahir stunting serta menjadi penyebab tidak langsung dari tingginya AKI (Angka Kematian Ibu)/AKB (Angka Kematian Bayi) di Kabupaten Garut.
Berbagai apresiasi datang dari berbagai pihak terhadap program yang menjadi garapan Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten.Garut, dalam proyek perubahan pada Diklatpim Il tahun ini. Salah satunya, apresiasi diberikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Kelurarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo.
Ia menyebutkan, program STOP KABUR merupakan program yang luar biasa, dan ia berharap program ini berdampak positif, khususnya dalam menurunkan angka stunting. "Ini sungguh luar biasa kalau menurut saya, karena problem utama penurunan stunting salah satunya adalah bagaimana menurunkan jumlah perkawinan pada usia anak, ini penting sekali. Maka saya berharap, proyek perubahan STOP KABUR ini berdampak positif meningkatkan tekanan warga, menurunkan angka stunting dan juga yang tidak kalah penting kematian ibu dan kematian bayi juga akan turun kalau program ini jalan," ujar dr. Hasto, Rabu (18/8/2021), di Jakarta.
Bahkan Bupati Garut, Rudy Gunawan pun di awal telah mengapresiasi program STOP KABUR. Bupati Garut mengungkapkan, pihaknya akan menganggarkan dana sekitar 500 juta rupiah guna mendukung program ini.
"Ini adalah penting, oleh sebab itu kami menganggarkan 500 juta rupiah di APBD 2022 untuk mendukung program yang berhubungan dengan adanya peningkatan kualitas perkawinan dengan (program) STOP KABUR," ungkap Bupati Garut, pada Rapat Bersama Stakeholders secara virtual dengan mengusung tema "Strategi Terpadu Optimalisasi Pencegahan Kawin Bawah Umur (STOP KABUR) Tingkat Kabupaten Garut Tahun 2021.
Menurut Rudy, hal ini penting, karena perkawinan harus terencana untuk bisa menjadikan keluarga itu bahagia lahir dan batin dan tidak adanya stunting, karena dengan sisi ekonomi dan perencanaan yang lebih baik maka perkawinannya akan lebih matang.
Selain dari kedua tokoh tadi, gagasan dengan tagline "Stop Kabur, Berencana Itu Keren!" ini diapresiasi juga oleh berbagai pihak, seperti dari Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat, dan lain-lainnya.