Harga Tebu Belum Berpihak pada Petani Blora

:


Oleh MC KAB BLORA, Selasa, 15 Juni 2021 | 14:58 WIB - Redaktur: Kusnadi - 159


Blora, InfoPublik - Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dindagkop UKM) Kabupaten Blora, Sarmidi menyikapi dengan cerdas dan taktis ketika melihat sendiri setiap hari ratusan truk yang bermuatan lewat di depan kantor menuju arah keluar Blora dan mendengar secara langsung jeritan petani tebu tentang harga tebu yang belum berpihak kepada petani.

Sarmidi langsung menyelenggarakan rapat kordinasi dengan berbagai pihak terkait guna mencari solusi.

Rapat diselenggarakan pada hari Senin (14/6/2021) di Aula Dindagkop UKM Kabupaten Blora, yang dihadiri dari unsur para petani penyangga, Ketua KPTR Mustika Manis, KPTR Tunas Harapan Sejati, KPTR Mandiri Tebu (Manteb) dan KPTR Mandiri Sejahtera Bersama, Dinas Pertanian dan Ketahanan Blora, ketua dan anggota Komisi B DPRD dan 3 orang Wakil Ketua DPRD.

Kadin Dindagkop UKM memohon kepada seluruh yang hadir agar pertemuan hari ini dapat memberi solusi terbaik atas persoalan harga tebu petani belum memberikan keberpihakan kepada petani.

Terbukti, katanya, walau harga tebu pada hari Sabtu tanggal 12 Juni 2021sudah dinaikan oleh PT GMM Bulog dari harga Rp580.000 per kwt menjadi Rp610.000 per kwt untuk tebu dari dalam Kabupaten Blora dan tebu luar dari harga Rp600.000 per kwt menjadi Rp630.000 per kwt, ternyata masih banyak truk bermuatan tebu lewat  keluar dari Blora.

PT GMM diwakili oleh Suyudi, menjelaskan, walau PT GMM sudah mulai giling pada bulan April 2021 namun dalam pelaksanaannya muncul berbagai kendala salah satunya adalah kerusakan mesin pabrik gula sehingga kinerja belum sesuai dengan rencana termasuk upaya peningkatan harga tebu.

Pihaknya berkeyakinan akan tetap berupaya agar tebu Blora tidak lari bertamasya keluar Blora.

Berbagai tanggapan pun muncul, mulai dari  Achmad Soepaidi mewakili petani mengatakan, kenaikan harga yang ditetapkan oleh PT GMM tebu belum sesuai dengan harapan petani.

"Apalagi PT GMM merupakan pabrik baru yang menjadi kiblatnya para petani Blora untuk bisa meningkatkan kesejahteraannya," ujarnya.

Kemudian ungkapan lain cukup dinamis disampaikan oleh petani winasis yg bernama Anton  Soedibyo atau sering dijuluki Kyai Lemhanas.

Anton mengukapkan, sejatinya kalau pihak pabrik gula berpihak kepada kaum petani yang saat sedang menderita, karena dampak pandemi COVID-19 harga tebu sudah naik sejak awal tapi kenaapa baru kali ini dinaikan dan kenaikan harga tebu saat ini juga masih belum sesuai harapan.

"Apalagi PT GMM dulu dengan penerapan standarisasi MBS Potlot dalam manajemen pengelolaan tebu menjadi contoh bagi pabrik gula di luar Blora," imbuhnya.

Sementara itu, Bambang Sulistya,  mewakili koperasi petani tebu mengapresiasi positif  sikap cepat dan tanggap Kepala Dindagkop UKM Blora.

"Saya memberikan apresiasi positif atas sikap cepat dan tanggap dari Kadin Didagkop dan UKM yang telah mengambil prakarsa menyeleggarakan rapat koordinasi untuk mencari solusi persoalan harga tebu yang kurang menguntungkan bagi petani tebu Blora," lanjutnya.

Dirinya juga memberikan penghormatan kepada DPRD yang secara antusias dan serius dapat menghadiri rapat, mencari solusi bagi persoalan yang menerpa kepada petani tebu saat ini.

"Semoga dapat memberi kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan bagi petani tebu," tambahnya.(MC Kab. Blora/Teguh).