Menyingkap Misteri Kangean; Kado Hari Purbakala ke-108

:


Oleh MC KAB SUMENEP, Selasa, 15 Juni 2021 | 05:06 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 170


Sumenep, InfoPublik  - Tak banyak yang tahu akan kehidupan masa lalu. Padahal, sebelum masa lalu ada masa yang disebut masa purba atau purbakala.

Meski sama-sama telah lama terjadi, kedua masa ini memiliki perbedaan. Masa lalu masih bisa dikenal melalui ingatan, atau tulisan (prasasti, manuskrip), atau lukisan yang menggambarkan suatu peristiwa, sebagai pertanda. Di samping, ada periwayatan yang sifatnya bersanad.

Masa purba hanya bisa dikenali dengan dua cara, yaitu melalui arkeologi dan pelestarian cagar budaya.

Hari ini, tanggal 14 Juni, ternyata merupakan peringatan Hari Purbakala, lho. Bagaimana ceritanya? Dulu, lebih dari seabad silam, tepatnya tanggal 14 Juni 1913, berdirilah Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie atau Jawatan Purbakala. Jawatan tersebut merupakan lembaga yang menangani peninggalan purbakala di era kolonial.

Perlu diketahui, sebelumnya, pada tahun 1901, Pemerintah Kolonial Belanda sebenarnya telah memiliki jawatan kepurbakalaan yang diberi nama Commissie in Nederlandsche-India voor oudheidkundig op Java en Madoera.

Jawatan Purbakala atau  Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch Indie, pertama kali dipimpin oleh N.J. Krom, seorang ahli Arkeologi berbangsa Belanda yang lahir di Hertogenbosch, 5 September 1883. Melalui jawatan itu dilakukanlah upaya pelestarian terhadap benda-benda peninggalan purbakala di negeri ini. Jawatan ini terus berjalan dan berkembang seiring berputarnya roda zaman. Berkali-kali ganti nama, hingga berdirinya NKRI.

Pada mulanya, lembaga purbakala yang didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda tersebut memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pelestarian peninggalan purbakala dan fungsi penelitian arkeologi. Dua fungsi tersebut sekarang dipegang oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (Dit PCBM), dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas).

Ketika membahas tentang kepurbakalaan, sangat menarik perhatian adalah ketika Belanda juga membidik Madura menjadi sebagai daerah yang layak untuk dijadikan sebagai bagian dari pusat studi kepurbakalaan di era pembentukan jawatan kepurbakalaannya.

Hal ini setidaknya sedikit memberikan informasi penting bagi kita tentang “kekayaan” kepurbakalaan Madura yang bisa menjadi sumber sejarah yang begitu penting untuk dituliskan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Balai  Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan ini di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.

Upaya eksplorasi tinggalan arkeologi di tempat ini dilakukan sejak akhir Mei 2021 hingga pertengahan Juni 2021. Tujuan penelitian kepurbakalaan yang dilakukan kali ini adalah untuk menelisik jejak migrasi yang terjadi pada prasejarah.

Beragam temuan arkeologis sudah didapatkan dari penelitian di tempat ini, yang dilakukan dalam kurun waktu 2018, 2019 dan 2021. Penelitian yang difokuskan pada keberadaan gua-gua yang diindikasikan menjadi hunian manusia pada masa prasejarah.

Beragam aktivitas manusia tentu telah dilakukan oleh manusia di zaman itu, dan dalam aktivitasnya mereka akan meninggalkan jejak-jejak sejarah yang mampu memberikan petunjuk bagi kita tentang apa yang mereka lakukan.

Di tengah peringatan Hari Purbakala yang ke-108, tim peneliti tetap berada di Pulau Kangean untuk melakukan ekskavasi. Beragam temuan yang meliputi alat-alat batu (lithic), fosil binatang laut, tulang dan gigi manusia menjadi penyemangat tim dalam melakukan tahapan-tahapan penelitian arkeologi yang ada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta akan memberikan banyak manfaat bagi kita dalam memahami sejarah kampong halaman kita. Selamat memperingati hari kepurbakalaan yang ke-108 untuk Tim Peneliti yang sedang menjalankan tugas penelitiannya di Pulau Kangean. (Mc.Sumenep/Han/Fer/Eyv )