Belajar Nilai Kehidupan dari Petualangan Lokasi Ekstrem di Toba

:


Oleh MC KAB TOBA, Sabtu, 8 Mei 2021 | 20:51 WIB - Redaktur: Juli - 228


Toba, InfoPublik - Petualangan itu lebih pada pengenalan diri. Alam ini mengajarkan banyak hal. Selama bertualang, alam tak pernah berdusta dan mengkhianati.

Hal itu dituturkan seorang petualang alam, Liberhot Pardede saat berbagi cerita kepada MC Toba pada Sabtu (8/5/2021).

Petualangan yang mayoritas di kawasan hutan dan perbukitan Toba, Sumatra Utara telah mengajarkan indahnya kawasan Toba dan melihat secara jelas potensi yang dapat dikembangkan di kawasan Toba, secara khusus di bidang pariwisata.

Pria yang akrab dipanggil Liber ini telah berpetualang sejak 2010. Menjiwai petualangan baginya sesuatu yang mengasyikkan. Pasalnya, sembari bertualang ia juga sedang mengasah kepekaannya terhadap alam.

Bahkan, lanjut dia, semenjak kecintaannya tumbuh akan petualangan, ia telah memulai mengabadikan kegiatannya dalam bentuk koleksi foto dan tulisan.

Ia mengaku tak cakap menulis, namun ingin menjadikan petualangannya dalam sebuah buku yang kemudian menjadi warisan bagi para petualang berikutnya.

Bertualang di kawasan hutan dan perbukitan Kabupaten Toba adalah santapannya saat pulang dari perantauannya di Pulau Jawa. Saat bertualang, ia juga kerap menemui rintangan cuaca, medan dan juga situasi ekstrem.

"Kalau cuaca itu dah pasti. Kadang kita enggak tahu bahwa cuaca tiba-tiba mengancam. Hal sama juga tentang medannya, kita enggak tahu juga medannya seperti yang terlihat. Pernah suatu ketika saya temui medan yang di luar dugaan," sambung dia.

"Situasi ekstrem yang dimaksud adalah jumpa dengan binatang buas. Sebab, saya adalah petualang single. Lebih suka bertualang sendiri," terang dia.

Ia juga kerap memunculkan hasil jepretannya di media sosial melalui instagram dengan nama Lingkar Toba. Bahkan, secara gamblang ia mengisahkan nilai filosofis lambang Lingkar Toba.

Secara ringkas, lambang Lingkar Toba tersebut memperlihatkan bagaimana mata bisa memandang keindahan alam dan budaya Toba yang tersembunyi di berbagai lokasi Toba.

"Banyak hal yang harus kita eksplor lagi di Toba ini. Sebab, dengan bertualang saya juga tertarik mencintai kehidupan. Pokoknya kalau saya libur kuliah dari Jawa, saya kembali ke kampung halaman di Balige ini, baik satu bulan maupun satu minggu, saya tetap eksplorasi Toba ini," ungkap dia.

Ia memilih medan yang amat jarang ditempuh atau digali orang lain. Sehingga, masyarakat sekitar kerap menyampaikan bahwa mereka sendiri belum pernah menjalaninya. Baginya, perjalanan hanya butuh kejujuran dan ketulusan.

Pria ini lama merantau di daerah Bandung dan Jakarta, sadar bahwa potensi Toba tak kalah dengan potensi yang ada di dua daerah tersebut khususnya di bidang eksplorasi wisata, termasuk di daerah lain.

Inilah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa Toba adalah mutiara yang tersembunyi. Sebab, destinasi yang indah sangat banyak ditemukan di Toba.

Dari perjalanannya selama 11 tahun, ia menuai banyak pelajaran berarti dalam hidup yang baginya tak bisa dibeli oleh uang. Maka, kesibukannya sebagai programmer di Balai Kota, Jakarta diimbanginya dengan bertualang di sejumlah kawasan. Namun, ia lebih memilih kawasan Toba.

"Banyak hal yang bisa kita dapat dengan uang. Namun ada hal yang tidak bisa dibeli uang, misalnya karakter yang diperoleh melalui petualangan. Inilah yang membuatku semangat dan menikmati petualangan," sebut dia lagi.

Hingga saat ini, pria kelahiran Balige, 18 Januari 1990 dan anak ketiga dari 5 bersaudara ini memberikan waktu khusus tinggal di Toba guna mengeksplorasi kawasan Toba. (MC Toba map/rik)