Dampak Larangan Mudik, Okupansi Kunjungan ke Desa Wisata Meningkat

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Minggu, 18 April 2021 | 15:16 WIB - Redaktur: Tobari - 220


Surabaya, InfoPublik - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim memproyeksikan, kebijakan pemerintah terhadap larangan mudik lebaran tahun 2021 ini, akan berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan lokal ke desa-desa wisata yang ada di Jatim meningkat.

Kadisbudpar Jatim Sinarto mengatakan, dalam rangka memulihkan ekonomi di masa pandemi, pergerakan Wisatawan Nusantara (Wisnu) sangat penting untuk sekarang ini.

“Yang kami lakukan adalah memutar orang atau wisatawan yang ada di daerah sekitar dari desa ke desa, sehingga saat ini desa wisata menjadi salah satu destinasi unggulan wisata daerah,” ujar Sunarto di sela acara ‘Pelatihan wartawan BI Jatim’ di Surabaya, Sabtu (17/4/2021).

Ia menjelaskan, saat kunjungan wisatawan ke desa-desa wisata, kami tetap meminta kepada pengunjung dengan tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) sesuai surat edaran (SE) pemerintah daerah masing-masing.

“Kami meminta bupati dan wali kota di Jatim untuk mengeluarkan SE tentang prokes ketat di setiap destinasi desa wisata,” ungkapnya.

Lebih lanjut Sinarto mengatakan, desa wisata merupakan destinasi wisata di mana para guide-nya merupakan warga lokal atau warga setempat yang terus mengolah desanya yang dikunjungi di momen-momen tertentu seperti libur Natal, tahun baru dan libur lebaran.

Dan saya pikir, jelas Cak Sin, panggilan Akrap Sinarto, meskipun ada kebijakan larangan mudik, tingkat kunjungan wisatawan ke Jatim sudah mencapai 10 juta wisatawan sampai dengan saat ini.

“Ke depan untuk meningkatkan pariwisata di Jatim kita akan berkolaborasi dengan kabupaten dan kota, di mana sektor pariwisata harus seiring sejalan dengan kesehatan, dengan BPBD, perhubungan, jadi semua bisa kita satukan menjadi akses kepariwisataan,” terang Sinarto.

Dirinya kembali menambahkan, beberapa daerah di Jatim sudah mulai melakukan kolaborasi ini seperti, Banyuwangi, Magetan, Malang Raya, Trawas, dan Mojokerto.

Ini sudah dibuktikan, tambah Cak Sin ketika masih masa pandemi COVID-19 semua daerah yang melakukan kolaborasi, penanganan COVID-19 nya bergerak begitu cepat.

Bahkan ada daerah yang langsung meminta kepada pemerintah, agar ada pemeriksaan kesehatan di titik-titik desa wisata.

“Sekarang kalau bepergian kan orang musti sehat kok, kalau tidak sehat kan tidak mungkin boleh bepergian. Jadi kesehatan ini sudah menjadi produk budaya, demi memutus mata rantai pandemi COVID-19,” kata Cak Sin.(MC Diskominfo prov Jatim/non-ryo/toeb)