Pemutahiran Data Gizi Mudahkan Intervensi Program Pemerintah

:


Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 1 Maret 2021 | 06:35 WIB - Redaktur: Kusnadi - 5K


Kota Gorontalo, InfoPublik – Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Darda Daraba membuka orientasi pelaksana survei Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2021 di aula Karawo lantai 3 kantor Bapppeda, Jumat (26/2/2021) pekan lalu.

Darda menjelaskan bahwa berdasarkan Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan masih tingginya prevalensi kekurangan gizi pada balita di Indonesia, antara lain sebanyak 17,7 persen balita kurang gizi di Indonesia (BB/U), sebanyak 30,8 persen balita mengalami stunting (PB/U dan TB/U) dan 10,2 persen balita dalam kondisi kurus (BB/PB atau BB/TB).

“Selain itu kondisi gizi ibu hamil juga masih sangat memprihatinkan, sebanyak 17,3 persen ibu hamil dalam kondisi Kurang Energi Kronik (KEK) dan sekitar 50 persen ibu hamil menderita anemia,” kata Darda Daraba.

Isu stunting yang diakibatkan oleh status gizi kurang telah menjadi Isu nasional, bahkan menjadi sorotan dunia Internasional. Penanganan stunting di Indonesia menjadi perhatian khusus presiden, terdapat 10 provinsi yang memiliki masalah dalam menangani stunting yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

“Provinsi Gorontalo termasuk dalam 10 Provinsi terburuk dalam penanganan stunting untuk itu dibutuhkan pemutahiran data status gizi masyarakat, hal ini dimaksudkan agar kita dapat membuat program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan mengentaskan masalah stunting,” lanjut Darda Daraba.

Kegiatan PSG atau Pemantauan Status Gizi ini penting untuk kita laksanakan guna meneropong lebih dekat tentang kehidupan masyarakat di Provinsi Gorontalo khususnya masalah gizi buruk yang sering menimpa anak-anak balita.

“Saya berharap agar hasil dari survei ini benar-benar menghasilkan data yang akurat sesuai fakta dilapangan, agar kita dengan mudah melakukan intervensi program Kesehatan ataupun program lainnya yang berhubungan dengan penanganan masalah kekurangan gizi,” tutur Darda Daraba. (MCGorontaloprov/Frida/Ajran/Rosyid)