:
Oleh MC KAB BOJONEGORO, Jumat, 6 November 2020 | 07:26 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 335
Bojonegoro, InfoPublik - Dewan Riset Daerah (DRD) Bojonegoro mengapresiasi petani muda asal Kecamatan Ngraho yang berinisiatif membuat pupuk organik cair Mol-POC.
Menurut Peneliti Pertanian dan anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Bojonegoro Ir. Sigit Budi, IH mengatakan bahwa dari hasil analisis laboratorium, produk Mol-POC yang dibuat petani muda Muhammad Minan dari Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho cukup baik.
Pupuk tersebut bisa diperbanyak atau direplikasi, asal tidak diubah bahan-bahan yang sudah diuji, karena sangat mempengaruhi komposisi dari hasil uji Laboratorium Yang telah digunakan.
“Saya sangat mengapresiasi generasi muda yang terjun ke bidang pertanian, karena dunia pertanian adalah sebuah peluang yang sangat besar untuk masa depan baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan industri pasca panen,” ucapnya, Kamis (5/11/2020).
MOL atau Mikro Organisme Lokal sendiri adalah larutan hasil proses fermentasi dr berbagai jenis bahan-bahan organik. Larutan MOL mengandung bakteri, perangsang pertumbuhan, unsur hara mikro dan makro, sekaligus sebagai agen hayati pengendali hama dan penyakit tanaman.
Larutan MOL dapat dibuat dengan teknologi yang sangat sederhana. MOL bisa dibuat dengan memanfaatkan limbah rumah tangga atau tumbuhan. Bahan-bahan alami yang biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan MOL antara lain nasi basi, buah nanas, bonggol pisang, jerami, gedebog pisang, sisa-sisa sayuran dan sebagainya.
Sigit juga menjelaskan, petani umumnya menggunakan bahan-bahan sintetis yang sangat berbahaya dan tidak ramah lingkungan dalam aktivitas pertaniaannya. “Contoh pupuk kimia, pestisida kimia yang justru merusak lingkungan. Akibatnya tanah menjadi kritis, ledakan hama dan penyakit, musuh alami atau predator ikut musnah serta munculnya strain baru yang sulit dikendalikan bahkan produktivitas tanaman tidak tercapai dan gagal panen,” terangnya.
Dengan terobosan pembuatan MOL-POC ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan, tanah menjadi subur kembali. Karena MOL juga sebagai pembenah tanah serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk Subsidi yang sudah sangat langka saat ini. Selain itu Petani bisa memanfaatkan sumber daya alam lokal, seperti apa yg dilakukan oleh saudara Minan.
“Petani tidak selalu bergantung pada bantuan pemerintah agar mampu mandiri, kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi dengan komuditas sehingga bisa berswasembada, tanpa lagi mengimport, bahkan mampu mengekport ke negara lain,” pungkasnya.(MCB)