Hasil Evaluasi OPB Tahap II, Jumlah Kendaraan Dihalau Menurun

:


Oleh MC KAB WONOSOBO, Rabu, 15 Juli 2020 | 15:40 WIB - Redaktur: Tobari - 392


Wonosobo, InfoPublik - Pelaksanaan Operasi Pembatasan Bersyarat (OPB) tahap kedua yang digelar Gugus Tugas Percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Wonosobo, berakhir pada Selasa (14/7/2020).

Selama kurun waktu 2 pekan terakhir, tak kurang dari 201.771 kendaraan terpantau melintas di 3 posko, yaitu Sawangan, Mendolo dan Sapuran.

Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan (Perkimhub) Bagyo Sarastono melalui rilis tertulis hasil evaluasi OPB Tahap 2, Rabu (15/7/2020), menyebut rerata harian kendaraan yang melintasi ketiga posko tersebut selama 14 hari pelaksanaan OPB mencapai 13.000 sampai 15.000 unit.

“Terdiri dari kendaraan roda 2, roda 3, dan roda 4 atau lebih yang kita catat melintas dalam 2 minggu pelaksanaan OPB,” bebernya.

Dari hasil evaluasi OPB II itu pula, Bagyo menyebut pihaknya mencatat ada penurunan jumlah kendaraan dihalau ataupun putar balik lantaran tidak memenuhi persyaratan untuk melintas dengan berbagai sebab.

Apabila pada OPB tahap I lalu kami mencatat ada lebih dari 4.000 kendaraan yang wajib putar balik, di OPB Kedua ini hanya 792 kendaraan yang dihalau oleh petugas.

"Sebagian besar karena tidak dilengkapi surat ijin keluar masuk (SIKM) atau pengendara maupun penumpang diduga dalam kondisi tidak sehat setelah menjalani pemeriksaan di posko”, ungkap Bagyo.

Berbeda dengan jumlah kendaraan dihalau yang turun hampir 80%, jumlah kendaran yang terpaksa diberikan surat peringatan disebut Bagyo justru menunjukkan peningkatan.

Pada OPB Tahap Pertama lalu, jumlah surat peringatan yang dikeluarkan petugas disebut Bagyo mencapai 2.747, namun pada OPB tahap Kedua ini, naik menjadi 3.077 unit.

Peningkatan jumlah, menurut Bagyo juga terjadi pada jumlah warga yang melintas tanpa mengenakan masker pelindung wajah, yaitu dari 6.326 orang pada OPB Pertama, menjadi 7.329 pelaku perjalanan pada OPB kedua.

Hal ini, menurut Bagyo, menjadi catatan khusus, dan menurutnya selayaknya mendapat tindak lanjut demi menggugah kembali kesadaran warga masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19.

“Ada kemungkinan, masa transisi menuju adaptasi kebiasaan baru, atau di masyarakat lebih dikenal dengan istilah new normal ini direspon publik dengan mengendurkan kewaspadaan mereka”, lanjutnya.

Karena itulah, dalam beberapa kesempatan meninjau posko, Bagyo mengaku berupaya mengingatkan pelaku perjalanan yang terjaring lantaran tak bermasker dengan sejumlah sanksi, seperti Push Up, menyanyikan lagu kebangsaan, hingga meminta mereka untuk menghafal Pancasila.

“Tujuannya lebih kepada upaya mengedukasi agar publik tak mengabaikan protokol kesehatan, serta agar mereka turut berpartisipasi aktif dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona,” katanya. (MC Wonosobo/toeb)