Tingkatkan Kualitas Kesehatan Balita, Pessel Maksimalkan Peran 182 Pos Gizi

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Selasa, 17 September 2019 | 10:25 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 191


Painan, InfoPublik -Pemerintah daerah kabupaten (Pemdakab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Kesehatan setempat, terus memaksimalkan fungsi dan peran pos gizi pada semua nagari di daerah itu.

Tujuanya agar kualitas kesehatan bayi di bawah lima tahun (Balita)  semakin meningkat, serta terhindar dari stunting dan kurang gizi.

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Satria Wibawa melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat, Doni Tayes mengatakan Selasa (17/9/2019) bahwa pos gizi memiliki fungsi sebagai tempat untuk berkonsultasi seputar gizi keluarga.

"Fungsi lainnya yang juga tidak kalah penting sebagai tempat untuk memberikan laporan bila ditemui ada balita yang mengalami kasus gizi buruk, serta juga tempat Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Karena peran itu, sehingga fungsinya perlu dimaksimalkan melalui pengoperasian 182 pos gizi yang ada," katanya.
 
Hal itu disampaikanya, sebab tahun 2019 ini pihaknya memang mentargetkan semua nagari telah memiliki 1 unit pos gizi. Namun untuk selanjutnya, pos gizi itu akan disesuaikan dengan kebutuhan yang didasari oleh luasnya wilayah nagari.  

"Tahun 2018 lalu dari 182 nagari yang ada, yang memiliki pos gizi hanya sebanyak 90 nagari. Karena keberadaan pos gizi ini sangat penting, sehingga tahun 2019 ini semua nagari itu harus  memiliki pos gizi,"tuturnya.

Dia menambahkan bahwa pada pos gizi tersebut, masyarakat juga bisa mendapat tips seputar penyajian makanan.

Melalui upaya itu, sehingga setiap hari keluarga mereka akan mendapatkan asupan gizi memadai dari makanan yang disajikan.

Selain itu, petugas gizi yang ditempatkan tidak hanya menerima laporan dan sebagai tempat konsultasi masyarakat semata. Namun juga turun ke lapangan melakukan pemantauan dan pendataan.

"Jika menemukan kasus gizi buruk, dan stunting maka merekalah yang akan melakukan penanganan awal,"ujarnya.

Bila dari penanganan awal kasus tersebut masuk pada kategori sulit ditangani,  maka penanganan selanjutnya akan diserahkan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

"Nah dengan keberadaan pos gizi nagari itu, maka penanganannya berjenjang sebagai mana diharapkan bisa tercapai. Yakni dari pos gizi, puskesmas hingga ke tingkat rumah sakit umum (RSU) di daerah. Kita berharap melalui langkah ini, masyarakat Pessel bisa benar-benar terbebas dari kasus gizi buruk nantinya," tuturnya.(MC.Pessel/Eyv)