Pessel Berdayakan Kelompok Tani Dalam Mengembangkan Sarana Lumbung Pangan

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Jumat, 30 Agustus 2019 | 17:07 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 243


Painan, InfoPublik - Untuk memberikan jaminan kepada masyarakat agar ketersediaan dan lonjakan harga pangan tidak terjadi, pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus memperbanyak Lumbung Pangan Masyarakat (LPM), dan Lembanga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM). Upaya itu dilakukan, sebab keberadaan LPM dan LDPM akan menjadi kekuatan bagi daerah dan masyarakat, dalam memberikan jaminan ketersediaan pangan agar terhindar dari lonjakan harga.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pangan Pessel, Alfis Basyir dengan didampingi Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Alpriman Julta, Jumat (30/8). Disampaikannya tahun 2019 ini, Pessel melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), kembali mendapatkan bantuan tiga paket program pembangunan lumbung pangan.

"Karena keberadaan lumbung pangan bisa menjadi kekuatan bagi daerah dan masyarakat dalam memberikan jaminan terhadap kersediaan pangan, serta bisa terhindar dari lonjakan harga, maka keberanaanya sangat perlu," katanya.

Juga diungkapkan adanya tiga paket program bantuan lumbung pangan dengan anggaran Rp 320 juta di tahun 2019 itu, adalah berupa pembangunan lumbung pangan, lumbung padi, dan rice miling unit (RMU).

"Pembangunan tiga sarana tersebut akan dilakukan oleh kelompok tani (Keltan) penerima manfaat, secara swakelola," ungkapnya.

Dia menambahkan, bantuan program pembangunan lumbung pangan tersebut, akan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Tujuanya agar sarana itu mampu menghasilkan beras dari gabah padi dengan kualitas dan mutu yang tinggi.

"Melalui sarana berupa lumbung pangan, lumbung padi, dan RMU itu, maka kelompok tani penerima manfaat tidak akan mengalami kesulitan lagi dalam mengolah padi menjadi beras. Sebab mereka telah bisa mengelola," katanya.

Lebih jauh dijelaskan bahwa persoalan klasik yang dialami petani selama ini di daerah itu adalah dengan belum dilengkapinya sarana pendukung untuk mengolah gabah kering menjadi beras bermutu tinggi.

"Berdasarkan kondisi itu, sehingga petani masih cendrung menjual gabah kepada pedagang ketimbang menjual beras. Padahal bila pola itu dirobah, akan memberikan dampak keuntungan yang besar bagi petani setiap memasuki musim panen," ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan untuk membantu tiga Keltan penerima manfaat program itu, pihaknya juga akan mengusulkan ke pada pemerintah pusat untuk bantuan permodalan.  

"Langka itu dilakukan agar mereka tidak lagi menjadi sasaran empuk oleh para tengkulak saat memasuki musim panen. Sebab dengan modal tersebut, mereka juga bisa menampung hasil panen kelompok dan petani sekitar dengan harga yang wajar," tutupnya.