Potensi Pengembangan Bawang Merah Belum Tergarap Maksimal di Pessel

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Kamis, 29 Agustus 2019 | 16:59 WIB - Redaktur: Tobari - 228


Painan, InfoPublik - Potensi pengembangan bawang merah yang juga cukup besar di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), belum tergarap maksimal.

Berdasarkan kondisi itu, sehingga sampai sekarang masyarakat Pessel masih tetap bergantung dari pasokan luar daerah. Padahal lahan yang bisa dikembangkan untuk budidaya bawang merah baik dataran tinggi maupun dataran rendah, potensinya bisa mencapai 2.500 hektare.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pessel Nusirwan, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Alfriyendri, Kamis (29/8).

Dengan masih belum mencukupinya produksi bawang merah untuk kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, sehingga daerah ini masih membutuhkan pasokan dari luar.

Padahal potensi pengembangan bawang merah di daerah ini baik dataran rendah maupun dataran tinggi, mencapai 2.500 hektare.
 
Dijelaskanya bahwa di Pessel kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap bawang merah mencapai 18.750 ton dalam satu tahun. Kebutuhan itu berdasarkan asumsi permintaan konsumen setiap satu pekan pada 50 pasar tradisional yang ada.

Saat ini rata-rata produksi bawang merah di Pessel dalam satu tahun baru mencapai 1.092 ton. Jumlah itu berdasarkan 70 hektare lahan yang dikembagkan oleh petani pada semua kecamatan yang ada.

"Karena kebutuhan dalam satu tahun mencapai 18.750 ton, sehingga kekurangan kebutuhan itu masih hasus dipasok dari luar daerah," katanya.

Ditambahkanya bahwa dari 15 kecamatan yang ada di daerah itu, potensi pengembangan bawang merah dataran tinggi yang cukup besar bisa dilakukan di Kecamatan Bayang dan Bayang Utara.

Pada dua kecamatan itu, potensi produktifitas lahan per hektarenya bisa mencapai 17 ton, bukan 14 ton seperti pada lahan dataran rendah.

Namun dia cukup menyayangkan, sebab budidaya bawang merah belum dijadikan sebagai pilihan oleh petani di dua kecamatan itu.

"Akibatnya, potensi besar yang dimiliki itu belum memberikan nilai ekonomi bagi mereka. Namun kita tetap melakukan pembinaan dan dorongan agar bawang merah benar-benar dijadikan oleh petani sebagai komoditi unggulan setelah padi," tuturnya. (MC Pessel/toeb)