Deli Serdang Ekspor Salak Asal STM Hulu ke Thailand

:


Oleh MC KAB DELI SERDANG, Jumat, 30 Agustus 2019 | 16:03 WIB - Redaktur: Juli - 475


Lubuk Pakam, InfoPublik - Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) kembali mengapresiasi petani dan eksportir di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.

Kali ini, petani sekaligus eksportir salak madu asal daerah Tiga Juhar, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, mampu membawa buah asli Indonesia tembus pasar ekspor untuk pertama kalinya, dan pada pengiriman perdana ini ke Thailand.

“Kita patut apresiasi prestasi yang demikian, kita bantu dari sisi informasi dan pemenuhan phytosanitary nya," ungkap Ali Jamil, Kepala Barantan saat melepas perdana Ekspor Salak madu dari Deli Serdang ke Thailand, di kantor Karantina Pertanian Medan Kualanamu Kecamatan Beringin, Selasa (27/8/2019).

Setelah berbagai daerah mampu melakukan ekspor salak ke mancanegara seperti petani salak asal Yogyakarta, Denpasar dan Semarang, sekarang giliran petani di Kabupaten Deli Serdang yang mampu membawa buah yang bernama latin Salacca Edulis ke pasar luar negeri.

Menurut Jamil, pihaknya  sesuai dengan tugasnya memastikan produk pertanian ini memiliki daya saing dan diterima sesuai persyaratan ekspornya. Target pemeriksa karantina pada buah salak salah satunya adalah terhadap lalat buah (Bactrocera spp) jenis hama lalat buah yang menjadi perhatian utama untuk Thailand, sebagai negara tujuan ekspor perdana. "Pemeriksaan dilakukan oleh petugas di laboratorium yang telah terakreditasi secara internasional. Selaku otoritas karantina, Barantan menjadi penjaminnya," katanya.

Selain itu layanan pemeriksaan ekspor juga dilakukan dengan sistem jemput bola yaitu pemeriksaan di tempat pemilik, rumah kemas tujuannya agar meningkatkan efektivitas dan mempercepat arus barang saat di bandara atau pelabuhan.

Menurut dia, jika diperlukan petugas karantina juga dapat memberi pelatihan bagi petani maupun rumah kemas agar produknya terhindar dari organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK), sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan, sehingga mengurangi penolakan (reject) saat penyortiran.

“Untuk budi daya dan penerapan  good farming practice  kita juga bekerja sama dengan instansi di daerah supaya bisa dorong bersama, kita kibarkan Merah Putih di berbagai negara," tandas dia.

Dari data Kementerian Pertanian, ekspor buah salak terus meningkat. Pada tahun 2017 tercatat hanya mencapai 965 ton, sedangkan pada 2018 ekspornya mencapai 1.200 ton atau senilai Rp19,7 miliar, dengan tujuan ekspor ke lebih dari 30 Negara mitra dagang, seperti China, New zealand, Saudi Arabia, Singapura dan Belanda.

Selain melepas 400 kg salak ke Thailand, bersama  Bupati Deli Serdang H Ashari Tambunan, Ali Jamil juga melepas berbagai komoditas ekspor dari Medan seperti bambu, rempah rempah, kopi, bunga potong, daun bambu, sirsak, ubi jalar, getah pinus, dan sarang burung walet ke berbagai negara seperti Jerman, Australia, Jepang, Korea Utara, Kamboja, Vietnam, Hongkong, UK, USA, China dan Rusia.

Dedi Juliardi, Direktur CV Sinar Ponti sebagai petani sekaligus eksportir mengaku senang atas dukungan dari Kementan, harga pasar ekpor bisa jauh lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan harga lokal. Dari informasi harga ekspor bisa mencapai Rp68.000 per kg sedangkan pasar lokal sekitar Rp20.000 per kg.

Hafni Sahara, Kepala Balai Karantina Pertanian Medan menambahkan bahwa, pihaknya mendorong masyarakat  terutama calon eksportir  baru dari kalangan millennial agar mau mengambil bagian menjadi eksportir komoditas pertanian. Lewat program Agro Gemilang, Karantina Medan memberikan berbagai informasi dan bimbingan agar calon eksportir baru mudah memahami persyaratan sanitary dan phytosanitary (SPS) dari negara tujuan.    

Ia juga menyampaikan bahwa, peta komoditas pertanian ekpor (iMACE) yang selama ini diberikan pada pemerintah daerah, informasi umumnya juga bisa didapatkan di kantor layanan Karantina Pertanian Medan.

Menurut dia, informasi tentang pangsa pasar atau negara tujuan ekspor juga dapat dibagikan kepada calon eksportir baru.

Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan yang juga hadir  dalam acara Ekspor perdana Komoditas buah Salak Ke Negara Thailand tersebut mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kementan yang telah banyak memberi bantuan dorongan motivasi kepada masyarakat Deli Serdang, khususnya pada penggiat ekspor lewat Barantan tersebut.

Ia dan pimpinan OPD terkait akan bekerja sama untuk mewujudkan upaya tersebut. Untuk itu harus lebih pro aktif karena banyak hal yang harus dilakukan, dan memastikan produk ini mengikuti semua aturan  sehingga nanti bisa masuk ke pasar dunia.

“Pemerintah Kabupaten Deli Serdang akan terus berupaya bekerja sama dengan masyarakat, tentunya hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang  untuk menjadikan masyarakat memiliki daya saing dalam pengembangan ekonomi kreatif," ungkap Ashari.