:
Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Jumat, 23 Agustus 2019 | 15:17 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 216
Painan, InfoPublik - Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) terus melakukan eliminasi atau pemusnahan terhadap anjing liar.
Upaya itu dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat terhadap ancaman gigitan oleh hewan piaraan penyebar virus rabies itu.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Disnakeswan Pessel, Aspatuti Hamdi dengan didampingi Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan, Indosrizal mengatakan Jumat (23/8/2019) bahwa kecendrungan sebagian besar masyarakat membiarkan anjing piaraan bebas berkeliaran, masih menjadi ancaman besar bagi keselamatan warga, termasuk juga di Pessel.
"Agar ancaman terkena virus rabies akibat gigitan anjing liar itu bisa diminimalisir, sehingga kita terus melakukan eliminasi atau pemusnahan. Tahun 2019 ini kita targetkan sebanyak seribu ekor," katanya.
Diungkapkanya bahwa titik-titik yang dijadikan sebagai sasaran eliminasi itu adalah kawasan-kawasan wisata yang diprediksi padat pengunjung.
"Beberapa kawasan itu diantaranya, Pantai Carocok Painan, Kawasan Wisata Mandeh, Pantai Sago, Pantai Tansridano, Jembatan Akar, Pasir Putih Kambang, dan Pantai Sumedang,"urainya.
Dia mengatakan bahwa eliminasi atau pemusnahan terhadap anjing liar di daerah itu memang sudah ditiadakan selama dua tahun, yakni sepanjang tahun 2017 dan tahun 2018.
"Peniadaan eliminasi selama dua tahun itu, karena petimbangan kesejahteraan hewan. Namun untuk tahun 2019 ini kita kembali melakukan eliminasi akibat tingginya peningkatan populasi yang berdampak terhadap keselamatan warga,"imbuhnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa saat ini populasi anjing liar di daerah itu mencapai 16 ribu ekor.
"Agar pertumbuhanya bisa terkendali, maka tahun 2019 ini kita kembali melakukan eliminasi atau peracunan terhadap anjing liar ini. Karena dosis yang tersedia terbatas, maka kita lebih menvokuskan pada daerah-daerah wisata," katanya.
Lebih jauh dijelaskannya bahwa tahun 2017 terdapat 100 kasus gigitan anjing liar di Pessel.
"Dari 100 kasus itu, satu orang diantaranya meninggal dunia. Itu akibat dari kelalaian. Sebab korban dan keluarga korban tidak segera melakukan pengobatan atau melapor ke petugas. Satu orang yang meninggal itu berasal dari Kampung Tanjung Duku Utara Kecamatan Koto XI Tarusan,"lanjutnya.
Ditambahkan lagi bahwa memasuki tahun 2018, kasus warga yang terkena gigitan anjing liar ada sebanyak 77 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 2 orang positif digigit oleh anjing yang memiliki virus rabies.
"Karena penanganan dilakukan dengan segera, sehingga dua orang yang digigit oleh anjing liar yang positif rabies tersebut, dapat disembuhkan,"ujarnya lagi.Diungkapkanya bahwa semua korban yang melapor selalu mendapat penanganan secara serius oleh petugas medis di lapangan melalui pemberian vaksin.
"Makanya mereka yang dinyatakan positif tertular virus rabies itu, tidak ada yang meninggal dunia. Sebab pemberian vaksin terhadap korban terkena gigit anjing itu, dilakukan dengan sesegera mungkin,"tuturnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan upaya maksimal menurunkan laju pertumbuhan kawanan anjing liar di daerah itu. Salah satu upayanya adalah melalui pembentukan tim eliminasi atau peracunan anjing liar disetiap kecamatan.
Tim itu juga bertugas mengawasi penyebaran rabies di masyarakat yang muncul akibat gigitan anjing liar dan hewan piaraan lainya."Bila kasus itu terjadi, maka tim ini segera turun kelapangan disamping juga melakukan upaya pertolongan kepada korban,"tambahnya.
Karena populasi anjing liar tergolong masih cukup tinggi di Pessel, sehingga dia berharap agar masyarakat waspada."Berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas di lapangan, dari 16 ribu populasi anjing liar itu, sebanyak 14 ribu ekornya merupakan jenis betina," tuturnya.