:
Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Kamis, 8 Agustus 2019 | 14:38 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 2K
Painan, InfoPublik - Agar minat masyarakat untuk mengkonsumsi maupun untuk kebutuhan kurban terhadap sapi lokal asal Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) terus meningkat, pemerintah daerah (Pemda) setempat melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) terus berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas. Selain memaksimalkan pengawasan melalui petugas kesehatan hewan, daerah itu juga terus memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masarakat agar tidak melepas ternak secara liar.
Sebab melalui upaya itu, kualitas daging sapi akan semakin membaik dan juga berpengaruh terhadap peningkatan minat dan nilai jual. Syahrul 45, pedagang ternak di Nagari Lakitan Kecamatan Lengayang mengatakan pada Kamis (8/8), permintaan terhadap hewan ternak, terutama sapi menjelang hari Raya Idul Adha, memang selalu meningkat setiap tahunnya dari Pessel.
"Permintaan konsumen terhadap hewan kurban ini. bukan saja berasal dari masyarakat lokal, tapi juga dari luar daerah, seperti Kota Padang, Bukitinggi, Payakumbuh, Kabupaten Agam, dan beberapa daerah lainya di Sumbar," katanya.
"Karena sudah belasan tahun berdagang sapi, sehingga saya tahu bagaimana kelemahan dan juga perkembangan sapi di daerah ini," ujarnya.
Diungkapkanya sebelum tahun 2000 an, sapi asal Pessel banyak ditemui plastik di dalam ususnya, sekarang tidak lagi.
"Semua itu berkat mulai sadarnya masyakat untuk tidak melepas sapinya secara liar. Sebab akibat perilaku itu, membuat kualitas daging sapi tidak bagus pada zaman dulunya," kata Syahrul.
Dia mengatakan bahwa di Pessel ada beberapa kecamatan yang dijadikanya sebagai sasaran untuk membeli sapi. Beberapa kecamatan itu diantaranya, Lengayang, Sutera, Kecamatan Ranahpesisir, Linggo Sari Baganti, hingga ke Tapan dan Kecamatan Silaut.
"Sapi yang terindikasi makan tidak teratur akibat dilepas secara liar, tidak kami jadikan sebagai prioritas hewan kurban. Karena hal itu, sehingga secara perlahan masyarakat mulai sadar untuk tidak melepas sapinya secara liar," ungkapnya.
Pada Hari Raya Idul Adha tahun 2019 ini, sapi kurban yang dikirim ke luar daerah terbagi dalam tiga kategori. Diantaranya kategori kurban besar, korban menengah dan kurban kecil.
"Untuk kategori kurban besar, harga sapi yang dijual Rp 17 juta, kurban menengah Rp 15 juta, dan kurban kecil Rp 13 juta. Sedangkan jenis sapi yang diminati adalah berbanding 80 persen dan 20 persen. Maksudnya untuk jenis lokal permintaanya sebesar 80 persen, dan sapi peranakan campuran sebesar 20 persen pula," ujarnya.
Dikatakanya dalam minggu ini saja, dia telah melakukan pengiriman sapi untuk kebutuhan kurban di Kabupaten Agam sebanyak 28 ekor.
"Jumlah itu akan semakin meningkat menjelang hari H, sebagai mana pesanan yang telah masuk melalui telpon maupun SMS," ungkapnya.
Terkait hal itu, Plt Kepala Dinakeswan Pessel, Rusdianto ketika dihubungi Rabu (7/8) mengatakan bahwa untuk menjamin kualitas dan kesehatan sapi yang akan dikirim ke luar daerah, termasuk untuk kebutuhan lokal, pihaknya menerjunkan 23 pertugas kesehatan hewan (Keswan)
"Kita memang sengaja menurunkan petugas Keswan ke lapangan untuk mengawasi kondisi kesehatan hewan. Pengawasan dan pemeriksaan hewan ternak ini, sebenarnya bukan saja dilakukan disaat memasuki bulan puasa, Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha. Tapi dilakukan setiap hari. Upaya ini dilakukan agar kualitas daging sapi yang dipasok dari daerah ini, benar-benar berkualitas dan juga terjamin dari segi kesehatan," ungkapnya.
Disampaikanya bahwa permintaan sapi dari luar daerah terlihat mengalami peningkatan di banding tahun lalu. Bahkan peningkatan itu diprediksi bisa mencapai 15 persen.
"Peningkatan permintaan ini, merupakan salah satu pertanda kepercayaan konsumen terhadap sapi lokal asal Pessel sudah semakin tinggi. Disamping juga berbagai keunggulan yang dimiliki oleh sapi lokal yang dikenal dengan sebutan sapi pasisia ini," katanya.
Dijelaskan lagi bahwa saat ini populasi sapi di daerah itu terdata sebanyak 86.040 ekor. Terdiri dari 25.058 ekor betina, dan 60.982 jantan. Dari total jumlah sapi yang ada itu, yang merupakan sapi asli atau sapi pesisir sebesar 65 persen.
"Sisanya adalah sapi simental, brahman, sapi bali, limosin, sapi peranakan ongol dan sapi hasil perkawinan silang lainya," tutup Rusdianto.