Melihat Lebih Dekat Potensi Wisata di Dusun Nanai Balangan

:


Oleh MC KAB BALANGAN, Rabu, 27 Februari 2019 | 16:07 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Paringin, InfoPublik - Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, memiliki topografi yang cukup beragam, mulai dataran, bukit-bukit, hingga pegunungan, yang membuat daerah tersebut mempunyai banyak keindahan alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan objek wisata.

Nuansa alam eksotis didukung kondisi hidrologis yang masih alami semakin menyejukkan suasana. Keindahan itulah yang memanjakan mata saat tiba di Dusun Nanai, anak desa dari Desa Ajung Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Selasa (26/2).

Untuk menuju Dusun Nanai dari ibu kota Kalimantan Selatan, Banjarmasin, memang diperlukan waktu yang cukup panjang, yaitu sekitar tujuh jam perjalanan dengan tujuan Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi.

Setelah sampai di Desa Ajung, kendaraan dititipkan di rumah kepala desa, tentunya setelah memperoleh izin terlebih dahulu. Kepala desa kemudian akan meminta salah seorang warganya untuk menjadi penunjuk jalan hingga tiba di Desa Nanai.

Setelah segalanya siap, baik peralatan mendaki gunung maupun makanan untuk mengisi perut selama perjalanan, petualangan menuju Dusun Nanai pun dimulai. Berangkat dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang berupa tanjakan dan turunan selama kurang lebih dua jam.

Saat tiba di tempat tujuan, selain disapa nuansa alam yang sangat menggoda mata, warga setempat menyambut dengan hangatnya, membuat letih dan peluh untuk menggapai tempat itu pun seakan terbayar tuntas.

Sayang, segala keindahan dan potensi wisata yang ditawarkan Desa Nanai belum bisa dinikmati semua orang. Sebab, promosi wisata minim dan kurang dapat perhatian dari pihak terkait.

Setelah menginap satu malam di rumah penduduk, perjalanan pulang di pagi harinya menjadi salah satu yang ditunggu. Tidak lagi berjalan kaki, melainkan menggunakan rakit dari bambu alias Bamboo Rafting, untuk mengarungi jeramnya sungai Nanai menuju Desa Ajung.

“Dari wisatawan yang ingin pulang menggunakan rakit bambu ini, kami bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk harga sewa lanting dan joki Rp250 ribu per buahnya, tapi itu sangat jarang, setahun mungkin cuma ada empat kali wisatawan datang ke sini. Mungkin karena susahnya akses dan promosi yang kurang,” ujar Runtun, warga setempat.

Dia berandai-andai, warga diberi dukungan morel dan materiel, potensi mendatangkan wisatawan yang lebih banyak sangat terbuka. Dengan begitu, lanjutnya, ekonomi masyarakat sekitar akan terdongkrak.

”Dari semua sungai yang biasa digunakan sebagai sarana olahraga bamboo rafting yang pernah saya temui dan kunjungi di daerah lain di Kalimantan Selatan, sungai ini mempunyai arus yang luar biasa, lebih memacu adrenalin. Cocok buat mereka yang menyukai olahraga arung jeram. Sangat berpotensi untuk dikembangkan,” ungkap Sugi, seorang wisatawan.

Selama perjalanan pulang dengan rakit bambu, pemandangan alam hijau diselingi sinar matahari pagi yang menembus sela-sela dedaunan berpadu dengan sejuknya embun pagi, membuat pengunjung serasa ingin kembali lagi. (MC Balangan/way)