:
Oleh MC Prov. Sulawesi Selatan, Sabtu, 26 Januari 2019 | 09:01 WIB - Redaktur: Juli - 528
Jeneponto, InfoPublik - Gubernur Sulawesi Selatan, M. Nurdin Abdullah didampingi Bupati Jeneponto Iksan Iskandar melakukan peninjauan di lokasi terdampak bencana banjir bandang di Desa Sapanang, Kabupaten Jeneponto, Jumat (25/1).
Lokasi ini termasuk salah satu yang terkena dampak terparah. Selain korban jiwa, sebagian rumah mereka rusak, bahkan ada yang hanyut. Demikian juga dengan persawahan warga, mengalami rusak berat.
Nurdin berharap langkah awal yang ditempuh agar masyarakat yang terdampak bencana memiliki tempat tinggal untuk mengungsi dan logistik bisa sampai kepada mereka. Pemprov Sulsel dalam hal ini melakukan kerja sama dengan TNI-Polri dan petugas pertolongan atau petugas gabungan.
Nurdin menyampaikan pihak pemerintah pusat, provinsi dan daerah berkolaborasi untuk mencarikan solusi.
"Pascabanjir ini, bupati, provinsi dan pusat kita akan kolaborasi untuk menyelesaikan masalah yang ada," kata Nurdin Abdullah.
Untuk status tanggap darurat kata Nurdin Abdullah, akan dilakukan hingga 29 Januari, karena melihat cuaca ekstrem diprediksi hingga waktu tersebut.
"Mudah-mudahan setelah itu kita akan duduk sama-sama, siapa menanggung apa. Supaya masyarakat bisa normal kembali. Kemarin pemerintah pusat sudah memberikan kontribusi untuk penanganan darurat. Kita juga sedang membentuk peduli bencana untuk membantu, kita lihat kasus perkasus, dari 10 kabupaten yang merasakan dampak (terparah) adalah Gowa, dan Jeneponto," sebutnya.
Untuk kerugian saat ini masih dilakukan perhitungan. Sedangkan untuk perbaikan jalan, Nurdin menyampaikan bahwa saat ini juga telah turun tim bersama untuk melakukan pendataan dan upaya perbaikan, baik dari Balai Jalan Nasional, Bina Marga, Pemprov dan kabupaten untuk melakukan langkah cepat.
"Kalau Jeneponto saja butuh Rp100 miliar lebih, ini termasuk kerugian ternak, pertanian, rumah-rumah. Ini kita bicara kerugian (Rp100 miliar). Pokoknya pemerintah hadir, bencana ini adalah duka untuk kita semua, kita turut merasakan duka ini, tentu pemerintah hadir untuk ikut merasakan dan sekaligus memberikan solusi," ujarnya.
Nurdin menambahkan, BNPB kemarin juga datang memberikan bantuan untuk logistik. Sementara itu, bantuan logistik terus mengalir.
"Tidak usah ragu, di Palu saja banjir logistik. Ini di kampung kita sendiri, tidak usah ragu. Ini kita mau rapat bersana bupati," pungkasnya.
Sementara itu, berdasarkan data hingga 24 Januari 2019 Pukul 23.59 Wita yang diperoleh dari Posko Terpadu Bencana. Total sementara terlaporkan korban jiwa di Jeneponto sebanyak 10 Orang (laki-laki 6 orang, perempuan 4 orang), total sementara terlaporkan rumah terdampak 190 unit, hanyut 60 unit dan rusak 130 unit.
Rasyid, salah seorang warga menceritakan saat air banjir datang."Waktu kejadian itu air tidak pelan-pelan, lompat dari tanggul, seperti tsunami. Jadi anak saya cepat saya kasih naik gunung. Jadi di bawah naik gunung. Ada warga yang tidak sempat lari, jadi yang meninggal yang panik," sebutnya.
Rasyid menyebutkan selain warga yang meninggal, masih ada yang belum ditemukan. Sementara seluruh keluarganya selamat.
"Kejadiannya pukul 1 siang (22 Januari), kebanyakan pulang anak sekolah. Di sini satu dusun ada 500 kepala kepala keluarga," sebutnya.
Namun pada saat kunjungan sedang berlangsung kembali ditemukan korban jiwa. "Sampai hari ini sudah ada 12 korban meninggal yang ditemukan. Terakhir ada yang ditemukan tadi pagi. Pencarian masih dilakukan karena masih ada tiga orang yang dicari,” kata Wakapolres Jeneponto, Kompol Zakaria.
Zakaria menyampaikan, telah mengerahkan 150 personel kepolisian, aparat TNI, Basarnas, BPBD dan lainnya dengan total 350 personel yang turun membantu warga di titik yang parah untuk pembersihan. (Srf/Er)