Bela Diri Mossak Batak Perlu Dilestarikan

:


Oleh MC KAB TOBA SAMOSIR, Kamis, 25 Oktober 2018 | 09:05 WIB - Redaktur: Tobari - 3K


Balige, InfoPublik - Salah satu warisan budaya seni bela diri yang dimiliki tradisi suku Batak Toba  di Sumatera Utara adalah  Mossak. Kini bela diri khas dari tanah Batak ini sudah sangat langka, sebab kebanyakan orang Batak sudah melupakannya dan dikhawatirkan suatu saat akan punah.

Edison Simanungkalit (51) salah satu pelatih Mossak Batak mengatakan, gerak dasar mossak diawali kuda-kuda dengan posisi setengah jongkok dan kedua kaki diangkat bergantian dengan mengikuti titik berat tubuh. Kemudian tangannya digosok ke punggung sebagai persiapan menyerang, menangkis maupun bertahan.

"Itu ciri khas dari Mossak. Kuda-kudanya lebih lebar dan rendah. Kedua kaki diangkat saling bergantian mengikuti berat tubuh," terangnya di Balige, Rabu (24/10).

Menurut Edison, ada 3 tingkatan bela diri suku Batak, yakni Ndikkar, Mossak dan Sambut. Meskipun secara umum kata Edison masyarakat menyebutnya dengan sebutan Mossak. Ada 12 jurus Mossak Batak Toba.

Dasarnya jurus lalat dan terakhir jurus harimau. Bila sudah berada ditingkat Sambut, berarti ke 12 jurus sudah dikuasai. Bila sudah mengenakan tali-tali tiga bolit berarti sudah guru besar.

Tetapi oleh karena generasi muda lebih bangga dengan beladiri luar, seperti karate, silat dan kungfu, lanjut Edison, mossak Batak, warisan leluhur suku Batak Toba, secara lambat laun menjadi terlupakan.

Seiring dengan itu, kehebatan pendekar atau satria tanah batak dengan beladiri mossaknya, suatu saat akan terdengar hanya sebuah cerita. Padahal Mossak tidak sekadar keterampilan bertarung, tetapi juga mengajarkan keterampilan yang sifatnya kebatinan dan pengetahuan akan obat-obatan.

Menurut Edison, cara menyelematkan budaya warisan leluhur suku batak ini, Pemerintah Kabupaten Tobasa diharapkan mengundang para pendekar Mossak Batak untuk diberdayakan melatih para pelajar di sekolah.

Kemudian mengundang para pendekar untuk mengikuti setiap even yang diselenggarakan pemerintah dan difasilitasi pembentukan organisasi perkumpulannya, walaupun ada perbedaan aliran atau jurus-jurus. Sehingga tersosialisasi dan generasi muda termotivasi mempelajari Mossak sebagai upaya pelestariannya.

Itu menurutnya supaya Mossak Batak, sebagai salah satu warisan leluhur kita tidak punah. Apalagi pemerintah saat ini sedang giat-giatnya membangun, mewujudkan kawasan Danau Toba menjadi tujuan wisata nasional.

"Mossak bisa menjadi salah satu objek pertunjukan bagi wisatawan domestik dan mancanegara," kata pemilik Sanggar Budaya Garpen Sibaruang Lumban Julu, Tobasa  ini. (MC Tobasa edu/rik/toeb)