Forum Bhineka Tunggal Ika Rawat Kebhinekaan di Sulteng

:


Oleh MC Prov. Sulteng, Minggu, 8 April 2018 | 17:45 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K


Palu, InfoPublik - Gubernur Sulawesi Tengah yang dilwakili Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, St. Norma Mardjanu membuka kegiatan Deklarasi dan Seminar Nasional Forum Bhineka Tunggal Ika. Forum ini dikatakan Gubernur mampu merawat kebinekaan yang menjadi ciri bangsa Indonesia.

Kegiatan yang sekaligus pelantikan pengurus Forum Bhineka Tunggal Ika Provinsi Sulawesi Tengah ini, bertempat di Gedung Rektorat Universitas Tadulako, Sabtu, 7 April 2018.

Gubernur menyatakan, Deklarasi Bhineka Tunggal Ika yang dilakukan saat itu adalah bentuk nyata kepedulian para anak bangsa atas simbol kebhinekaan. Sebuah simbol kebangsaan yang sejak dahulu kala telah tertancap dan mengakar kuat sebagai kearifan bangsa Indonesia yang substansial fungsinya dalam menjaga persatuan dan kedaulatan wilayah NKRI yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Rote.

“Kita tidak dapat memungkiri bahwa realitas sosial dan politik Negara Indonesia yang berbasis multi etnik, agama dan kepercayaan, sehingga untuk mengelola kondisi keberagaman ini mutlak harus dikembangkan sikap toleransi dan membumikan kembali budaya kerja gotong royong," kata Gubernur.

Budaya gotong royong itu, lanjut Gubernur, ada dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sebagai nilai luhur bangsa yang tidak boleh punah, dan dilenyapkan oleh kelompok-kelompok intoleran yang menolak keberagaman yang telah dianugerahkan Tuhan kepada bangsa Indonesia.

Lebih lanjut, Gubernur menekankan, timbulnya gerakan yang diinisiasi para tokoh lintas agama, etnik dan profesi di Sulawesi Tengah melalui Deklarasi Seminar Nasional diharapkan berperan selaku garda terdepan yang proaktif dalam menetralisir berbagai ancaman perpecahan, gangguan konflik dan upaya-upaya nyata dari pihak-pihak yang ingin mengganti Dasar Negara Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Nilai-Nilai Luhur NKRI.

“Dengan begitu saya harap melalui kegiatan bertema, “Nasionalisme dalam tafsir politik Indonesia kontemporer, menuju penguatan komitmen kebangsaan” ini dapat efektif dalam memperkuat komitmen semua elemen kedaerahan di Sulawesi Tengah untuk bersatu padu membela Pancasila, merawat kebhinekaan dan melawan radikalisme, anti toleransi dan anti pluralism,” pesan Gubernur.

Sementara Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sulawesi Tengah, Surahman Cinu yang baru dilantik mengatakan bahwa Fornas Bhineka Tunggal Ika merupakan organisasi massa yang konsern dengan isu berperadaban seperti demokrasi dan pluralisme. “Inilah dasar mengapa Formas Bhineka lahir di Indonesia,“ jelasnya.

Hadir pada kesempatan itu, Kapolda Sulawesi Tengah yang diwakili Wadir Intelkam Polda Sulteng, AKBP Suliono, Rektor Universitas Tadulako yang diwakili Dekan Fisip Untad DR. Moh. Nur Ali, M.Si, Ketua DPP Forum Nasional Bhineka Tunggal Ika, DR. Saiful Rohim, M.Si Ketua DPD Forum Nasional Bhineka Tunggal Ika, Drs. Surahman Cinu, M.Si serta undangan terkait lainnya. (MC. Sulteng/TR)