:
Oleh MC Prov. Sulteng, Selasa, 13 Februari 2018 | 10:52 WIB - Redaktur: Kusnadi - 387
Palu, InfoPublik – Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tengah diharapkan mampu melahirkan program yang terbaik guna membina umat islam. Pasalnya saat ini merupakan era modern dimana pesatnya arus teknologi sangat banyak memberi pengaruh dalam tiap sendi kehidupan.
MUI selain dituntut mampu membina ahklaq umat, juga dituntut mampu memberi solusi jalan keluar atas berbagai macam problematika yang dihadapi bangsa ini. Yang pada akhirnya juga dapat membina kerukunan antar umat beragama, guna mewujudkan Sulawesi Tengah yang maju, mandiri dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan oleh asisten gubernur bidang pemerintahan, hukum dan politik Ir. H Faizal Mang, MM pada pembukaan musyawarah daerah ke 8 Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tengah pada Jumat (9/2) di Asrama Haji Transit Palu.
“Sebagai mitra pemerintah dan sebagai pembina keberadaan umat islam, saya harapkan MUI Sulawesi Tengah melalui Musda ini, dapat memberikan program yang terbaik untuk pembinaan umat islam. Karena saat ini kita berada di era “now” atau di era kekinian yang penuh dengan dinamika perubahan di tengah masyarakat, utamanya di tubuh generasi muda. Karena generasi kita di masa lalu dan masa sekarang jauh berbeda. Sehingga yang dibutuhkan saat ini adalah pembinaan akhlaq. Agar kehidupan masyarakat dan generasi muda kita tetap dijalan yang diridhoi oleh Allah Swt,” kata Faizal Mang membaca sambutan Gubernur.
Ketua MUI Sulteng Habib Ali AlJufri mengungkapkan bahwa selain membina umat seperti yang disampaikan sebelumnya oleh asisten gubernur, MUI adalah tempat mempersatukan umat, dimana menjadi maklum bahwa ulama dari berbagai organisasi islam berkumpul dan bernaung dalam satu wadah besar yaitu MUI.
Untuk itu, diperlukan sifat lemah lembut dan rahmat sekaligus tegas dalam membina umat, ia juga menyoroti perekonomian umat islam, menurut Habib Ali umat islam begitu naif dari segi ekonomi.
Menurutnya umat Islam, saat ini telah jauh dari sumber pedoman hidupnya, Alquran. Ia menilai bahwa Quran adalah sumber dari segala hal.
Lebih jauh ia mengharapkan agar kedepan juga selain membina keagamaan masyarakat, Majelis Ulama Indonesia juga dapat turut membina ekonomi umat.
“MUI tempat mempersatukan umat, ud’ngu ila sabili robbik, dan lemah lembut serta rahmat harus menjadi pencarian kita, disamping kita membina agama masyarakat tetapi juga membina ekonomi. Kadang mereka tidak mengerti bagaimana mereka menjual setelah berproduksi, agama kita mewajibkan zakat, sangat naif kalau umat islam terbelakang dari ekonomi dan ilmu pengetahuan. Karena sebenarnya islam merupakan sumber ilmu. Kita jauh dari pedoman agama kita. Alquran adalah sumber segalanya,” kata Habib Ali AlJufri.
Dr. H Sodikun yang hadir mewakili Majelis Ulama Indonesia Pusat mengapresiasi dan bangga dengan dilaksanakannya musyawarah daerah tersebut. Selain itu ia menilai Musda yang mengangkat tema Memperkuat Peran Ulama Dalam Meneguhkan Islam Wasathiyah, Akhlaq Bangsa Dan Peningkatan Ekonomi Umat Demi Kemajuan Sulawesi Tengah Dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan hal yang urgent disikapi oleh ulama yang tentu bekerjasama dengan pemerintah dan elemen masyarakat lainnya.
Sodikun menjelaskan bahwa MUI berdiri di tengah umat dengan menawarkan Islam Wasathiyah, dimana organisasi islam besar Nahdlatul Ulama dengan Islam Nusantara, dan Muhammadiyah dengan Islam Berkemajuan.
Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia terkenal akan keragaman dan budaya saling menghormati antar umat beragama. Selain itu yang terpenting menurutnya adalah peningkatan peran ulama yang perlu terus didorong guna melindungi aset terbesar bangsa ini, yaitu generasi mudanya.
Pasalnya generasi muda saat ini dihadapkan dengan persoalan yang sangat mengerikan, yang apabila tidak ditangkal dengan serius dan secara bersama-sama, maka generasi muda akan menemui jurang kehancuran. Ia mencontohkan bahwa persoalan Narkoba yang sudah sangat masif, dan tidak hanya di perkotaan saja ditemui melainkan juga di pelosok daerah harus disikapi secara serius.
Maka ia meminta kepada semua yang berkepentingan pada Musda MUI untuk bersinergi bersama pemerintah, ia berpesan agar siapapun yang akan mengemban tugas selanjutnya hingga 2023 nanti untuk tidak terjun dan terlibat dalam politik praktis. Hal tersebut disampaikannya agar dalam pengabdian nantinya dapat independen.(MC Prov Sulteng/Kus)