Gubernur Jawa Barat Dan Bupati Bogor Tinjau Lokasi Longsor Di Cijeruk Kabupaten Bogor

:


Oleh MC Kabupaten Bogor, Kamis, 8 Februari 2018 | 11:22 WIB - Redaktur: Kusnadi - 681


Cijeruk, InfoPublik – Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti bersama Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan meninjau lokasi longsor di Kampung Maseng, Desa Warung Menteng,  Kecamatan Cijeruk,  Selasa (6/2). Akibat dari longsor tersebut, jalur KA Sukabumi-Bogor KM 13.800 dari Stasiun Batutulis terputus dan longsorannya menimpa tiga rumah warga hingga tertimbun.

Berdasarkan informasi dari Kepolisian Polsek Cijeruk, peristiwa longsor yang memutuskan jalur kereta api Sukabumi-Bogor sepanjang 40 meter itu, terjadi pada Senin (5/2/18) sekitar pukul 12.48 WIB. Sehingga jalur KA tersebut tergantung.

Selain itu, tanah longsoran juga mengakibatkan tiga rumah milik warga yang berada di sekitar lokasi rusak akibat tertimbum material tanah. Ketiga rumah itu yakni milik ibu Anggi, bapak Asep Tajudin dan bapak Jana alias Dori.

Dalam kejadian ini, tujuh orang diantaranya, Inggit (23), Anggi (20), Ihsan (12), Jana alias Dori (40), Enur (35), Asep Tajudin (40) dan Ilham (14), mengalami luka dan sudah dibawa ke Puskesmas Caringin untuk mendapatkan pengobatan.

Bupati Bogor berjanji akan merelokasi  tempat tinggal para korban supaya mereka mempunyai hunian tetap.

"Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor bersama TNI dan Polri dan seluruh penggiat bencana yang ada di Kabupaten Bogor dan Provinsi sudah memberikan respon yang cepat bagi penanganan bencana dan ini merupakan musibah," katanya.

Bupati mengungkapkan, dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, 24 di antaranya rawan bencana.

Nurhayanti mengimbau masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan rawan bencana mulai daru tingkat desa meningkatkan kesiapsiagaan.  

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengatakan, dalam mengantisipasi peristiwa serupa tidak menimbulkan korban jiwa, pihaknya sudah melakukan mitigasi bencana, mengingat di wilayah Bogor  90% rawan bencana.

“Maka dari itu, kewajiban kita untuk terus memberikan kesadaran dan pemahaman bahwa kita itu tinggal di daerah rawan bencana, dan kita harus pula selalu waspada,” ujarnya.

Tak hanya itu, tambahnya, pihaknya juga akan menegakkan aturan secara tegas jika masih banyak masyarakat yang nekat membangun pemukiman di dataran tinggi atau tebingan rawan longsor seperti di Bogor.

"Pemerintah harus tegas menegakan aturan terkait daerah-daerah yang rawan bencana, khususnya tebing atau dataran tinggi itu tidak boleh dibangun, apalagi sampai dijadikan pemukiman," katanya. (Andi/Diskominfo Kabupaten Bogor/Kus)