:
Oleh MC Prov. Sulteng, Jumat, 15 Desember 2017 | 08:39 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 550
Palu, InfoPublik-Sulawesi Tengah menjadi provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi selama dua tahun terakhir. Pada tahun 2017, meskipun sempat tertahan pada semester lalu, pertumbuhan perekonomian Sulawesi Tengah kembali menunjukkan geliat pemulihan ekonomi sehingga mampu tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada triwulan 2017, Sulawesi Tengah mampu tumbuh 8,68% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 6,61% (yoy). Geliat pemulihan ini sejalan dengan mulai pulihnya ekonomi global yang kemudian memberikan efek pada ekonomi domestic.
Pencapaian ini tentunya tidak terlepas dari upaya semua pihak baik pemerintah maupun swasta yang terus berkomitmen untuk membangun Sulawesi Tengah dari segala aspek. Kinerja inflasi juga relative baik dimana tingkat inflasi masih dalam kisaran target yakni 4 ± 1 % (yoy).
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si dalam sambutannya pada acara pertemuan tahunan Bank Indonesia, bertempat di Hotel Mercure Palu, Kamis 14 Desember 2017.
“Sumber pertumbuhan selama dua tahun terakhir masih berasal dari sector pertambangan dan turunannya yakni nikel dan gas (LNG). Namun mayoritas penduduk Sulawesi Tengah justru masih bekerja di sektror pertanian dan perdagangan. Untuk itu pemerintah daerah terus berupaya mengambil langkah strategis seperti mendorong pengembangan agroindustry dan mengembangkan agroindustry dan pengembangan UMKM yang mengolah berbagai hasil dari sector pertanian,” jelas gubernur.
Menurut Gubernur, kualitas pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah perlu untuk lebih ditingkatkan. Kedepan pemerintah tetap berkomitmen menuju visi pembangunan Sulawesi Tengah maju, mandiri dan berdaya saing yang akan diwujudkan dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur dan mendukung kemandirian energy, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mewujudkan pengelolaan sumberdaya agribisnis dan maritime yang optimal dan berkelanjutan.
Senada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Miyono. Menurutnya momentum pemulihan ekonomi global dan domestic juga diikuti perkembangan ekonomi Sulawesi Tengah. Secara sektoral, laju perekonomian Sulteng sangan dipengaruhi pertumbuhan lima sector utama yakni sector pertanian, pertambangan, industry pengolahan, perdagangan dan konstruksi.
“Kami memperkirakan kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2017 masih kondusif, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2018 akan berada pada rentang 5,1-5,5%, inflasi akan berada dalam kisaran 3,5%±1% (yoy), deficit transaksi diperkirakan sedikit meningkat, namun tetap di bawah 3% dari PDB,” jelas Miyono.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2017 menghadirkan dua orang pembicaya yakni Kepala Bappeda Sulawesi Tengah, Prof. Dr. rer pol Patta Tope, SE dan Rektor Paramadina University, Prof. Firmanzah, PhD dengan moderator Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra, Dr. Ir. Bunga Elim Somba, M.Sc.(MC.Sulteng/Eyv)