Pemerataan Pembangunan Wujudkan Kebangkitan Nasional

:


Oleh MC Kabupaten Karanganyar, Senin, 22 Mei 2017 | 21:05 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 546


Karanganyar,InfoPublik-Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 107 di Kabupaten Karanganyar berjalan khidmat dan lancar. Seperti setiap tahun, diadakan Upacara bendera yang berlangsung di halaman Kantor Bupati Karanganyar, Senin (22/05). Sedangkan tema pada tahun 2017 ini yakni “Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional,”.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, sebagai inspektur upacara membacakan Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, mengatakan tema tersebut merupakan pesan yang tepat dan seyogyanya tidak hanya tertanam di dalam hati.

“Segera diwujdukan melalui strategi, kebijakan, dan implementasi dalam pelayanan kita kepada masyarakat dan bangsa,” kata Bupati, saat Upacara Bendera.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan aspek pemerataan pembangunan di segala sektor. Di sektor kelistrikan, misalnya, pembangunan ketenagalistrikan telah dilakukan di 2.500 desa yang belum mendapat aliran listrik.

“Pada saat yang sama, kebijakan pemerataan dilakukan melalui subsidi listrik yang difokuskan kepada masyarakat menengah ke bawah, sehingga bisa dilakukan relokasi subsidi listrik tahun 2016 sebesar Rp. 12 triliun, dialihkan untuk menunjang sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur,” kata Bupati.

Dalam bidang agraria, lanjut Bupati, juga telah diluncurkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) yang bertumpu pada 3 pilar yaitu, lahan, kesempatan dan SDM. Kebijakan ini menitikberatkan pada reforma agraria, termasuk legalisasi lahan transmigrasi, pendidikan dan pelatihan vokasi, perumahan untuk masyarakat miskin perkotaan, serta ritel modern dan pasar tradisional.

Pemerintah juga melakukan upaya pemerataan di sektor Kominfo melaui program Palapa Ring, berupa proyek pembangunan jaringan tulang punggung serat optik nasional untuk menghubungkan seluruh wilayah Indonesia sehingga keberadaan internet berkecepatan tinggi dapat dinikmati secara luas.    

Satu abad lebih sejak organisasi Boedi Oetomo digagas telah memunculkan dimensi baru dalam lanskap sosial budaya seluruh umat manusia. Perubahan besar telah terjadi, yang kalau boleh dirangkum dalam satu kata, kiranya “digitalisasi” adalah kata yang tepat.“Berkah digitalisasi yang paling nyata hampir terjadi di setiap sektor terkait dengan dipangkasnya waktu perizinan,” katanya.

Proses perizinan yang berlangsung ratusan hari sampai tak terhingga dipangkas secara drastis hingga enam kali lebih cepat dari waktu semula. Perizinan di sektor listrik, misalnya, dari 923 hari menjadi 256 hari, perizinan pertanian dari 751 hari menjadi 172 hari, perizinan perindustrian dari 672 hari menjadi 152 hari, perizinan kawasan pariwisata dari 661 hari menjadi 188 hari.

“Perizinan pertanahan, dari 123 hari menjadi 90 hari, perizinan kehutanan dari 111 hari menjadi 47 hari, perizinan perhubungan dari 30 hari menjadi 5 hari, perizinan bidang telekomunikasi dari 60 hari dipangkas menjadi 14 hari. Pemangkasan waktu perizinan ini dapat terlaksana berkat teknologi digital,” katanya.(mc karanganyar/pd/eyv)