Kabupaten Karanganyar Miliki Kampung Jajar Legowo

:


Oleh MC Kabupaten Karanganyar, Rabu, 9 November 2016 | 19:52 WIB - Redaktur: Tobari - 760


Karanganyar, InfoPublik - Kabupaten Karanganyar yang terkenal dengan pertanian dan hasil pertanian yang cukup banyak, pada akhir tahun 2016 ini memiliki Kampung Jajar Legowo (Jarwo) Super, yang berada di area persawahan Desa Jati, Kecamatan Jaten.

Menandai Kampung Jarwo Super itu, Bupati Karanganyar Juliyatmono, Wakil Bupati Karanganyar Rohadi WIdodo, dan Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Tengah Suryo Bandindro, memanen padi dengan alat pertanian Combine Harvester, Rabu (9/11).

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jateng Suryo Banendro saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah mengatakan, pada prinsipnya, sistem tanam padi jajar legowo yang merupakan cara bertanam padi dengan jarak 2:1, atau 4:1, memanipulasi curahan sinar matahari agar terserap maksimal ke tanaman padi di lahan terbatas dengan mengatur jarak barisan.

 “Petani yang menerapkan sistem Jarwo, lebih mudah merawat tanaman baik dalam pemupukan maupun penyemprotan pestisida. Bahkan dengan sistem ini, produksi gabah bisa meningkat 1 ton per hektare dari hasil secara konvensional,” katanya.

Dia juga menjelaskan, sebanyak  27 ton beras dari petani Jawa Tengah dikirim ke provinsi lain, seperti di Kalimantan, Aceh, Riau dan Sumatera Barat, dan jarwo ini perlu dikembangkan karena alih fungsi lahan, sehingga perlu insentifikasi di antaranya Jajar Legowo.  

Sementara itu, ditempat yang sama Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan sebaiknya, hasil panen padi Jajar Legowo ini ada sebagian disimpan di rumah, jangan sampai dijual semuanya.

“Mari kita bersedekah agar padi tetap subur, jaga terus wilayah pertanian di Kabupaten Karanganyar karena termasuk penyangga ketahanan pangan,” kata Bupati.

Hasil dari jajar legowo, Ketua Kelompok Tani Rukun Makaryo, Hari Susanto, mengatakan penerapan teknologi ini yang menggunakan sistem terbaru, dengan mekanisasi pertanian, tanam dan panen dengan mesin pertanian untuk menghemat biaya tenaga kerja.

“Teknologi ini juga banyak keunggulan dari sisi peningkatan hasil. Hasil ubinan jarwo super rata-rata hasil 9,6 ton/hektar, dengan tanpa jarwo super rata-rata 7,4 ton/hektare,” katanya.

Dia mengklaim bahwa teknolgi ini lebih unggul sehingga dapat meningkatan hasil pertanian di Kabupaten Karanganyar.(mc karanganyar/pd/toeb)