:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Selasa, 16 Agustus 2016 | 09:23 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Pacitan, Info Publik – Air bah melanda pemukiman rumah di pinggir aliran sungai. Hujan berkepanjangan membuat debit air sungai hingga meluap. Salah satunya, Sungai Grindulu di Kecamatan Arjosari yang meluap hingga mengakibatkan banjir bandang. Banjir menggenangi puluhan rumah hingga ketinggian 20-30 sentimeter. Luapan sungai terpanjang di Pacitan ini juga membuat tanggul sepanjang 400 meter rontok.
Dampaknya, dua bangunan rumah warga di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Arjosari rusak karena tergerus aliran sungai. Masing-masing milik Triyanto dan Bambang Subagyo. Mereka terpaksa mengungsi meninggalkan rumah. Pasalnya, jarak antara rumah dengan aliran sungai hanya tinggal sekitar satu meter saja.
Triyanto mengaku, amblesnya tanggul Sungai Grindulu itu terjadi Minggu (14/8) sekitar pukul 11.00. Saat peristiwa itu terjadi dirinya sedang berada di teras rumah. Mengetahui tanggul yang dibangun sekitar tahun 1995 tersebut ambrol, dia langsung bergegas lari keluar rumah. Bagian rumahnya yang rusak adalah dapur dan kamar mandi. Namun, dia memutuskan untuk meninggalkan tempat tinggalnya sementara waktu dan mengungsi ke rumah saudaranya.
‘’Saya sudah merasa kalau tanggul itu mau ambrol. Karena sejak pukul 05.00 kemarin, sudah muncul retakan dan makin melebar,’’ tuturnya.
Nasib yang sama juga dialami Larno warga Dusun Tlaken, Desa Gunungsari, Kecamatan Arjosari. Sebagian dari rumahnya menggantung di atas permukaan Sungai Grindulu akibat gerusan air. Sungai di dekat rumahnya meluap setelah diguyur hujan hampir empat jam. Aliran sungai yang deras menghantam fondasi belakang rumahnya.
‘’Air sungai yang meluap juga merusakkan tanggul sepanjang 30 meter di dekat rumah saya,’’ imbuhnya.
Luapan aliran Sungai Grindulu juga menghanyutkan satu unit alat berat milik CV Sarang Teknik yang mengerjakan kegiatan normalisasi Dam Kerti. Bahkan, saking derasnya arus sungai membuat alat berat tersebut terbalik dan rusak. Selain di Kecamatan Arjosari, beberapa wilayah lain di Pacitan juga mengalami nasib yang sama.
Di Kecamatan Ngadirojo misalnya, banjir menggenangi ratusan hektare lahan pertanian milik warga yang siap tandur. Untuk di Desa Cokrokembang, total sebanyak 45 hektare sawah terendam air luapan dari Sungai Trebon. Kondisi serupa juga terjadi di areal pertanian milik warga di Desa Wiyoro.
‘’Banjir juga merusakkan tanggul penahan sungai di Jembatan Trebon,’’ kata Gunawan Camat Ngadirojo.
Menurutnya, ini adalah banjir terbesar yang terjadi sejak terakhir kali pada tahun 2007 lalu. Saat itu, hampir seluruh wilayah di Kecamatan Ngadirojo terendam air. Dari pengalaman bencana itu, pihaknya sudah mengantisipasi saat air di selokan depan kantor kecamatan meluap Sabtu (13/8) malam.
‘’Kami juga mengingatkan warga untuk waspada banjir. Karena hujan masih terus turun,’’ terangnya.(Her/yup/Kus)