:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Selasa, 9 Agustus 2016 | 13:12 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K
Pacitan, InfoPublik – Upacara adat ceprotan yang digelar setiap tahun kembali digelar Senin, (8/8) berlangsung sangat meriah. Upacara adat khas desa Sekar, Kecamatan Donorojo ini yang digelar mulai pukul 16.00 – 18.00 WIB dengan agenda utama upacara adat ceprotan berlangsung cukup menghibur ratusan warga yang berdatangan di Lapangan Dewi Sekartaji, Sekar, Donorojo.
Pada edisi tahun ini, turut hadir beberapa pejabat pemerintah kabupaten Pacitan, di antaranya adalah Wakil Bupati Yudi Sumbogo, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Camat Donorojo Djoko Putro Utomo dan sejumlah pejabat terkait. Bahkan, Wabup bersama Camat Donorojo sempat menari bersama di lapangan utama Desa Sekar tersebut.
Pada tahun ini juga, kemasan Ceprotan lebih terlihat modern dan kekinian. Hal tersebut nampak dari penamaan yang disebut Ceprotan Sekar Culture Festival 2016 dengan corak warna-warni. Panitia setempat juga membuat photobooth untuk para wisatawan yang ingin mengabadikan festival legendaris ini dengan kamera.
Seperti biasa, Ceprotan Sekar Culture Festival 2016 ini dimulai dengan pengarakan kelapa muda yang digunakan sebagai alat “ceprotan” menuju tempat dilaksanakannya upacara yang biasanya berupa tanah lapang. Kelapa-kelapa ini ditempatkan pada keranjang bambu dengan anyaman yang jarang-jarang dan dibawa oleh pemuda setempat.
Rangkaian seremoni sakral Ceprotan, dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara dipimpin oleh kepala desa dan melibatkan kepala dusun. Puncak acara Ceprotan berlangsung Sore, matahari mulai terbenam, diawali dengan tarian surup atau “Terbenamnya Matahari” kemudian juru kunci membacakan doa, serta lurah desa merepresentasikan diri sebagai perwujudan Ki Godeg, sedangkan Istrinya sebagai Dewi Sekartaji.
Sebelum acara dimulai, ketua adat membacakan doa-doa. Upacara dilanjutkan dengan ditampilkannya sendratari yang menceritakan antara pertemuan antara Ki Godeg dengan Dewi Sekartaji. Kemudian pemuda-pemuda ini dibagi menjadi dua kubu yang ditempatkan secara berseberangan.
Keranjang berisi kelapa muda yang telah dikuliti dan direndam selama beberapa hari agar tempurungnya melunak, diletakkan di depan masing-masing anggota kubu yang telah berjajar dengan posisi menghadap ke arah kubu lawan.
Antar kedua kubu ini diberi jarak beberapa meter, sehingga mereka tidak berhadapan secara langsung dan di antara mereka diletakkan sebuah ingkung atau ayam utuh yang dipanggang. Para pemuda yang saling melempar tersebut mengarahkan bluluk itu ke gubuk sesajen yang ada di tengah lapangan.
Edisi tahun 2016 ini, Ceprotan Sekar Culture Festival 2016 dipadati penonton melihat tahap demi tahap jalannya upacara adat yang terinspirasi dari perjalanan Ki Godeg membuka dan babat alas di Desa Sekar, Donorojo. (MC.Pcaitan/RAP/Eyv)