Menjelang Lebaran, Harga LPG 3 Kg dan Daging Sapi di Pacitan Kian Meroket

:


Oleh MC Kabupaten Pacitan, Kamis, 23 Juni 2016 | 10:30 WIB - Redaktur: Kusnadi - 273


Pacitan, InfoPublik – Dua pekan jelang Lebaran, sejumlah harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pacitan kian meroket. Salah satu komoditi yang paling dicari dengan harga yang meroket adalah daging sapi dan gas LPG 3 kg.

Data dari Diskoperindag Pacitan, setiap bulan harga daging sapi naik Rp3 ribu hingga Rp5 ribu per kilogram. Kini harga daging sapi sudah di kisaran Rp125 ribu. Bahkan diperkirakan harga terus melejit mendekati lebaran nanti.

Menurut Kabid Perdagangan Diskoperindag Pacitan, Hari Purwanto mengatakan, kenaikan harga daging sapi merupakan bagian dari hukum pasar. Pasalnya, keberadaan stoknya minim namun permintaan dari konsumen meningkat.

‘’Jadi, kenaikan harga ini suatu yang logis,’’ ujarnya di sela sidak harga bahan pokok di Pasar Arjowinangun.

Saat ini, Hari mengatakan bahwa usaha menahan kenaikan harga daging sapi, lanjutnya, sementara hanya dengan menambah jumlah pemotongan sapi. Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) berjanji akan menambah pemotongan sapi hidup sebanyak 1-2 ekor per hari saat Lebaran nanti.

Jumlah tersebut dinilai cukup memenuhi kebutuhan konsumsi daging warga Pacitan. Mengingat selama ini penyembelihan yang dilakukan di Pacitan, total untuk kepentingan lokal tidak sampai dijual keluar daerah.

‘’Hari biasa kami memotong 3-4 ekor. Mendekati Lebaran nanti kita akan tambah menjadi 5-6 ekor,’’ kata Pamuji Kepala Distanak Pacitan.

Selain harga daging, harga LPG  3 kg juga naik dan melesat jauh dari harga eceran tertinggi (HET). Kini konsumen harus membayar Rp23 ribu per tabung. Padahal HET LPG bersubsidi tersebut hanya Rp 16 ribu per tabung. Kenaikan harga tersebut dipicu kelangkaan LPG di pasaran.

Oknum di jalur distribusi LPG 3 kg menjadi kambing hitam naiknya harga LPG. Sopir truk pengangkut tabung LPG dituding jadi biang keladi. Modusnya, mereka memotong distribusi LPG di tengah perjalanan.

Sehingga pasokan ke pangkalan terganggu. Akibatnya, harga terkerek lantaran stok minim sementara permintaan tinggi. ‘’Ketika mengirim stok, sopir kerap droping langsung ke pengecer yang dilintasi. Sehingga jatah pangkalan berkurang,’’ ungkap Agus Winarto Kasi Energi dan Kelistrikan Distamben Pacitan.

Menurut dia, oknum tersebut juga memainkan harga penjualan LPG 3 kg. Yang semestinya sebesar Rp 18 ribu per tabung, dijual sekitar Rp 20 ribu di tingkat pengecer. Kemudian pengecer menjualnya ke masyarakat dengan harga yang jauh lebih mahal demi meraup keuntungan pribadi.

‘’Temuan ini didapat setelah kami sidak ke pangkalan-pangkalan,’’ terang Agus.

Menurut dia, aksi nakal itu sudah dilaporkan ke pihak Hiswana Migas serta Pertamina. Sementara untuk sanksi apa yang dijatuhkan kepada oknum nakal yang terbukti memainkan harga tersebut, Agus mengatakan itu bukan wewenangnya. ‘’Urusan kami hanya memantau proses pendistribusiannya saja. Tapi ada kemungkinan sanksinya hanya sekadar penyetopan distribusi saja,’’ imbuhnya.

Agus mengakui, melambungnya harga LPG 3kg diakui merugikan masyarakat. Dia mengkalim pihaknya sudah mengambil langkah antisipasi kenaikan harga. Salah satunya adalah melakukan monitoring mulai dari agen hingga ke pengecer. Serta mengawal proses pendistribusian LPG 3 kg.

‘’Kami juga sudah meminta tambahan pasokan ke Pertamina untuk mencegah kelangkaan menjelang Lebaran,’’ ujarnya. (her/yup/Kus)