Indonesia Jadi Penggerak Utama Ekonomi Digital ASEAN dengan Transaksi US$263 Miliar di 2024

: Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid dalam forum Google Cloud Summit Jakarta 2025 yang digelar di Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2025) (foto: Humas Kemkomdigi)


Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 23 Mei 2025 | 23:28 WIB - Redaktur: Untung S - 317


Jakarta, InfoPublik – Di tengah geliat ekonomi digital Asia Tenggara, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pemimpin dengan kontribusi lebih dari sepertiga total transaksi digital kawasan. Nilai transaksi digital Indonesia pada 2024 mencapai US$263 miliar, sebuah angka yang mencerminkan pesatnya adopsi teknologi dan inovasi di tanah air.

Pencapaian itu tidak lepas dari strategi pemerintah dalam membangun ekosistem digital yang kolaboratif, melibatkan perusahaan global seperti Google hingga startup lokal.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan optimisme besar pada forum Google Cloud Summit Jakarta 2025, di Jakarta, Kamis (22/5/2025). "Investasi Google dalam pusat data berbasis AI di Indonesia diproyeksikan menyumbang Rp1.400 triliun bagi perekonomian nasional dalam lima tahun ke depan," ujarnya.

Angka itu sejalan dengan proyeksi ekonomi digital Indonesia yang pada 2025 diperkirakan mencapai US$130 miliar, melonjak 45 persen dari tahun sebelumnya.

Sektor startup juga menunjukkan tren pertumbuhan spektakuler. Pada 2024, tercatat 2.566 startup aktif—naik hampir 50 persen sejak 2020, dengan rata-rata 200 startup baru bermunculan tiap tahun. Startup seperti GoTo, Bukalapak, dan Traveloka tidak hanya menguasai pasar domestik, tetapi juga menjadi pemain kunci di kawasan ASEAN.

Pemerintah tidak hanya fokus pada pertumbuhan, tetapi juga memastikan perkembangan teknologi yang berkelanjutan dan etis. "Kami memiliki UU ITE, UU PDP, dan PP TUNAS sebagai landasan hukum untuk melindungi data pribadi dan meminimalkan risiko bias algoritma," tegas Meutya.

Kebijakan itu dirancang untuk menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan konsumen, terutama kelompok rentan seperti anak-anak.

Selain itu, pemerintah aktif menyiapkan talenta digital melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang AI. "Kami ingin memastikan SDM Indonesia tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memahami aspek etis dalam pengembangan AI," tambahnya.

Kesuksesan Indonesia tidak lepas dari pendekatan kolaboratif. Peluncuran program Startup Accelerator Southeast Asia - Indonesia AI Focus bersama Google menjadi contoh nyata sinergi antara pemain global dan potensi lokal. Program itu dirancang untuk mempercepat transformasi digital dengan fokus pada pengembangan AI, cloud computing, dan solusi berbasis data.

Meutya menegaskan, "Kami membuka pintu bagi semua mitra strategis, asalkan berlandaskan prinsip kesetaraan dan profesionalisme." Pendekatan ini telah menarik minat investor asing, sekaligus memperkuat kemampuan startup lokal untuk bersaing di tingkat regional.

Dengan fondasi regulasi yang kuat, talenta digital yang kompeten, serta kolaborasi yang solid antara pemerintah, pelaku bisnis, dan akademisi, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi hub inovasi digital terkemuka di Asia Tenggara. "Kami tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga memastikan bahwa transformasi digital ini inklusif dan berkelanjutan," pungkas Meutya.

Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi contoh sukses bagaimana negara berkembang dapat memanfaatkan teknologi untuk mendongkrak perekonomian sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Sabtu, 21 Juni 2025 | 14:39 WIB
Pemkab Malra Lakukan Penataan Kelembagaan demi Pelayanan Publik yang Lebih Baik
  • Oleh MC KOTA MALANG
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 22:01 WIB
Diskominfo Kota Malang Gelar Bimtek Tingkatkan Literasi Digital
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 12:35 WIB
Indonesia-Rusia Bentuk Sub Komite Program Digital Bersama
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 20 Juni 2025 | 08:16 WIB
Kemkomdigi Beri Peringatan pada Tujuh PSE yang belum Mendaftar