- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 17 Juni 2025 | 21:32 WIB
: Wamenkomdigi Nezar Patria dalam kunjungan ke SDN Kotaraja di Jayapura, Papua (foto: Humas Kemkomdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 23 Mei 2025 | 20:30 WIB - Redaktur: Untung S - 354
Jayapura, InfoPublik – Suasana riuh rendah terdengar dari halaman SDN Inpres Kotaraja, Jayapura, ketika bel istirahat berbunyi. Puluhan siswa dengan wajah ceria berbaris rapi, menanti giliran menerima kotak makan siang berisi nasi hangat, ikan, sayur bayam, tempe orek, dan segelas susu.
Itu bukan makan siang biasa, melainkan bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk memastikan anak-anak Papua tumbuh sehat dan bersemangat belajar.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria, dalam kunjungannya ke Jayapura Kamis (22/05/2025), menyaksikan langsung antusiasme siswa dan guru menyambut program ini. "Menunya lengkap: protein dari ikan dan tempe, karbohidrat, sayuran, buah, plus susu. Ini sesuai standar gizi seimbang yang direkomendasikan Kemenkes," ujarnya.
Di SDN Inpres Kotaraja dan SDN Kotaraja—dua dari empat sekolah percontohan MBG di Jayapura—menu bergizi ini disajikan pukul 09.00 WIT, disesuaikan dengan jam istirahat sekolah.
Program MBG bukan sekadar urusan perut kenyang. Data awal menunjukkan penurunan kasus anak kurang gizi di sekolah penerima manfaat. "Dulu ada siswa yang sering pusing atau lemas saat pelajaran. Sekarang, mereka lebih fokus dan aktif," tutur salah seorang guru.
Ini sejalan dengan tujuan program untuk mencegah stunting, yang di Papua masih menjadi tantangan serius. Dengan asupan gizi terukur, anak-anak memiliki fondasi fisik dan kognitif yang lebih kuat untuk mengejar prestasi.
Selain menyantap menu bergizi, siswa juga mendapat edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan literasi digital. Kemenkominfo memberikan bantuan dua unit laptop untuk mendukung pembelajaran.
"Kami ingin anak-anak Papua tak hanya sehat, tetapi juga melek teknologi. PP TUNAS yang baru diluncurkan menjadi panduan agar mereka aman berselancar di dunia digital," tegas Nezar.
Kolaborasi antara gizi baik dan akses pengetahuan digital itu diharapkan melahirkan talenta-talenta unggul dari Timur Indonesia.
Kunci keberhasilan MBG di Jayapura terletak pada pengawasan ketat terhadap kebersihan dan kualitas makanan. "Kami minta dinas terkait terus memantau agar standar gizi dan higienitas terjaga," tambah Nezar.
Ke depan, program itu diharapkan bisa diperluas ke lebih banyak sekolah di Papua, terutama di daerah terpencil yang masih rawan gizi buruk.
Dengan cerita sukses itu, Program Makan Bergizi Gratis tak hanya memenuhi asupan harian anak-anak Papua, tetapi juga menyulut harapan baru: generasi yang sehat, cerdas, dan siap menyongsong masa depan.