- Oleh MC PROV RIAU
- Selasa, 20 Mei 2025 | 06:24 WIB
: Wakil Menteri Agama RI, Romo Muhammad Syafi'i menerima kunjungan Duta Besar RI untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini Dzuhayatin di Kantor Pusat Kemenag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta./Foto Istimewa/Humaa Kemenag
Jakarta, InfoPublik - Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Romo Muhammad Syafi’i, menerima kunjungan Duta Besar RI untuk Uzbekistan, Siti Ruhaini Dzuhayatin, di Kantor Kementerian Agama RI, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Dalam pertemuan tersebut, muncul dugaan kuat bahwa penyebaran awal Islam di Nusantara memiliki kaitan erat dengan Uzbekistan, khususnya kota bersejarah Samarkand.
Dubes Siti Ruhaini menyampaikan bahwa selama penugasannya di Uzbekistan, ia menemukan sejumlah asumsi menarik yang menyebutkan bahwa akar ajaran Islam di Indonesia kemungkinan besar berasal dari Asia Tengah, bukan semata-mata dari Arab atau Yaman seperti yang selama ini diyakini.
"Banyak asumsi yang kita anggap kuat bahwa Islam di Nusantara berasal dari Uzbekistan, tepatnya di Samarkand, karena di sanalah awal mula para mursyid tarekat Naqsyabandiyah berada. Ketika Uni Soviet masuk, banyak mursyid yang kemudian pindah ke India, namun asal-usulnya tetap dari Samarkand," ungkap Siti, Rabu (23/4/2025).
Ia menambahkan, Dinasti Timurid di Uzbekistan telah melahirkan tokoh seperti Timurleng yang dikenal dengan nama Jenghis Khan dalam versi Islam. Melalui Timurleng, Dinasti Timurid mendorong penyebaran Islam ke berbagai wilayah, bahkan sampai ke kerajaan-kerajaan India.
"Beliau mendorong penyebaran Islam dan merupakan bagian dari Dinasti Timurid, yang pengaruhnya sampai ke berbagai kerajaan, termasuk yang membangun Taj Mahal. Meski Taj Mahal berada di India, dinasti yang membangunnya adalah turunan dari Dinasti Timurid di Uzbekistan," lanjutnya.
Menurut Siti, para Wali Songo sebagian berasal dari wilayah sekitar India dan Asia Tengah, membawa Islam yang moderat. Ketika bertemu dengan kultur moderat Nusantara, terbentuklah Islam yang damai dan inklusif, berbeda dengan versi dari Yaman.
"Islam yang berkembang di wilayah itu sangat kuat dan cemerlang, dan para Wali Songo sebagian berasal dari wilayah sekitar Taj Mahal. Islam yang mereka bawa adalah Islam dari wilayah-wilayah moderat," jelasnya.
"Jadi ketika Islam moderat itu bertemu dengan kultur moderat Nusantara, muncullah wajah Islam yang lebih cocok bagi masyarakat kita, lebih damai dan inklusif dibanding versi dari Yaman," tambahnya.
Siti Ruhaini juga menyinggung tokoh-tokoh besar seperti Imam Bukhari, Imam Tirmidzi, hingga Al-Khwarizmi yang berasal dari wilayah Asia Tengah. Ia menilai, sangat mungkin ajaran Islam yang sampai ke Nusantara memiliki jejak keilmuan yang merujuk pada mereka.
Wamaneg Romo Syafi’i menceritakan kisah saat Presiden Soekarno mengunjungi Uzbekistan pada masa Uni Soviet. Saat itu Soekarno memberikan permintaan kepada Soviet untuk menunjukkan makam Imam Bukhari. "Saat Soekarno diundang ke sana, beliau bersedia datang asal mereka bisa menunjukkan makam Imam Bukhari. Akhirnya, makam itu ditemukan dan diperbaiki," ungkapnya.
"Saya dengar Malaysia ingin berinvestasi di sana (wilayah makam Imam Bukhari). Tapi Uzbekistan berharap Indonesia yang tetap terlibat, termasuk melalui tokoh seperti Prabowo," tutur Wamenag.