- Oleh MC PROV GORONTALO
- Senin, 21 April 2025 | 15:57 WIB
: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini pada acara Halal Bihal PIMTI Perempuan Indonesia di Gedung Kemeterian ESDM Jakarta Jumat (11/4/2025)./Foto Wandi/InfoPublik
Jakarta, InfoPublik — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menegaskan bahwa kehadiran perempuan dalam kepemimpinan bukan untuk menggantikan laki-laki, melainkan untuk menyatukan kekuatan bersama. Hal tersebut disampaikan dalam forum Pimpinan Tinggi (PIMTi) Perempuan Indonesia yang dihadiri para pejabat perempuan lintas kementerian dan lembaga.
Dalam pidatonya, Rini menekankan bahwa kepemimpinan perempuan membawa kekuatan kolaboratif yang menggabungkan kompetensi, empati, dan semangat perubahan. Menurutnya, kombinasi nilai-nilai tersebut sangat relevan dalam mendorong transformasi birokrasi yang adaptif dan inklusif di era demokrasi Indonesia saat ini.
“Perempuan hadir bukan untuk menggantikan laki-laki, tetapi untuk menyatukan kekuatan. Kepemimpinan perempuan adalah kekuatan kolaboratif yang menyatukan kompetensi, empati, dan orientasi perubahan,” ujar Rini pada acara Halal Bihal Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia di Gedung Kemeterian ESDM Jakarta, Jumat (11/4/2024).
Ia mengajak seluruh pemimpin perempuan ASN untuk terus menjaga semangat kebersamaan dan menjadikan forum-forum seperti PIMTi sebagai ruang strategis untuk mendorong lebih banyak perempuan tampil sebagai pemimpin dan agen perubahan di sektor publik.
“Mari kita rawat silaturahmi ini untuk memperkuat langkah bersama, dan mendorong lebih banyak perempuan memimpin dan menjadi inspirasi,” ajaknya.
Di akhir pidatonya, Menteri Rini menyampaikan penghargaan kepada seluruh perempuan ASN atas dedikasi mereka dalam membangun bangsa. Ia juga menambahkan nuansa hangat dengan pernyataan simbolis dan kiasan, menyamakan kolaborasi yang harmonis seperti kopi Arabika yang dicampur dengan Robusta—mewakili kekuatan dari perpaduan.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan bukan hanya soal representasi, tetapi juga soal kontribusi nyata dalam menciptakan pemerintahan yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing tinggi.