- Oleh Wandi
- Rabu, 16 April 2025 | 19:34 WIB
: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Al-Qur'an tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, kemajuan teknologi justru semakin mengungkapkan kebenaran ilmiah yang terkandung dalam kitab suci umat Islam../Foto Istimewa/ Humas kemenag
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia menggelar Peringatan Nuzulul Qur'an Tingkat Kenegaraan 1446 Hijriyah dengan tema “Merawat Kerukunan Umat dan Membangun Cinta Damai melalui Al-Qur'an”. Acara ini berlangsung pada Senin (17/3/2025), di Kantor Kemenag, Jakarta, dan dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, pejabat pemerintah, serta perwakilan negara sahabat.
Dalam sambutannya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Al-Qur'an tetap relevan di era kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, kemajuan teknologi justru semakin mengungkapkan kebenaran ilmiah yang terkandung dalam kitab suci umat Islam. Menag Nasaruddin mengutip penelitian William Brown yang menyebutkan bahwa dedaunan mengeluarkan getaran tertentu, dan ketika getaran ini direkam menggunakan teknologi AI, terbentuk pola bertuliskan "Allah."
“Al-Qur'an tidak hanya memberi kepuasan bagi umat di masa Nabi. Saat ini, Al-Qur'an juga memberi kepuasan intelektual bagi masyarakat di era AI,” ujar Nasaruddin.
Nasaruddin juga menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan, yang merupakan bagian dari konsep ekoteologi Islam. Menurutnya, seluruh alam semesta adalah saudara kembar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah. Ia menegaskan bahwa tidak ada benda mati; semuanya bertasbih kepada-Nya. Hal ini mengajarkan umat Islam untuk menjaga kelestarian alam dan hidup selaras dengan lingkungan.
“Al-Qur'an mengajarkan kita untuk mencintai dan merawat alam sebagai bentuk ibadah,” tambahnya.
Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan untuk membimbing manusia kembali kepada fitrah keilahiannya. Ia menyoroti bahwa Allah memiliki dua aspek, yaitu "The Lord" yang maskulin dan perkasa, serta "The God" (Rabbun) yang penuh kasih dan pemeliharaan. Menariknya, 80 persen dari 99 Asmaul Husna bersifat feminim, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang sering disebutkan dalam Al-Qur'an.
“Jika seluruh ayat Al-Qur'an diringkas menjadi satu kata, maka kata tersebut adalah cinta. Karena itu, Islam seharusnya diperkenalkan dengan kelembutan dan penuh kasih sayang,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad, mengungkapkan bahwa Peringatan Nuzulul Qur'an tahun ini diawali dengan Gerakan Indonesia Khataman. Sebanyak 350.000 khataman Al-Qur'an diselesaikan dalam satu hari pada 16 Maret 2025. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat kecintaan umat Islam terhadap Al-Qur'an serta meningkatkan kualitas pemahaman terhadap kitab suci.
Selain itu, Kemenag juga meluncurkan proyek Penulisan Mushaf Nusantara sebagai bagian dari upaya pelestarian dan pengembangan Al-Qur'an bercorak khas Indonesia. Menag Nasaruddin Umar dijadwalkan menorehkan titik pada lafaz basmalah sebagai simbol dimulainya penulisan mushaf tersebut.
“Nuzulul Qur'an adalah peristiwa monumental yang membawa perubahan besar bagi peradaban manusia. Al-Qur'an hadir sebagai pedoman hidup yang mengajarkan kemanusiaan, keadilan, dan harmoni,” ujar Abu Rokhmad.
Mantan Menteri Agama (2001-2004), Kiai Said Agil Husin Al Munawar, turut menyampaikan pentingnya kesadaran ekologis dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa manusia ditetapkan sebagai pemimpin di bumi dengan amanah untuk memelihara dan mengelola alam secara bijaksana.
“Islam mengajarkan agar umatnya tidak berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam, menghemat air dan energi, serta mengurangi penggunaan plastik,” tegas Kiai Said.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang, Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i, duta besar negara sahabat, serta perwakilan organisasi masyarakat Islam. Semua yang hadir menyambut baik inisiatif Kemenag yang tidak hanya merayakan turunnya Al-Qur'an, tetapi juga mengangkat pesan pentingnya menjaga kerukunan umat, cinta kasih, serta kesadaran akan tanggung jawab lingkungan dalam perspektif Al-Qur'an.
Peringatan Nuzulul Qur'an kali ini diharapkan dapat semakin mempererat ukhuwah Islamiyah dan mendorong umat untuk hidup dalam kedamaian, keharmonisan, dan keberlanjutan. (MC Kemenag/InfoPublik)