- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Kamis, 13 Februari 2025 | 17:54 WIB
: Menteri Kebudayaan, Fadli Zon membuka Kongres dan Seminar Nasional Arkeologi 2025 yang diadakan oleh Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) (Foto: Dok Kemenbud)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 4 Februari 2025 | 17:32 WIB - Redaktur: Untung S - 239
Jakarta, InfoPublik – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengajak para arkeolog untuk turut mendukung upaya besar dalam menjadikan cagar budaya Indonesia sebagai kontribusi berharga bagi peradaban dunia. Hal ini diungkapkan saat membuka Kongres dan Seminar Nasional Arkeologi 2025 yang diadakan oleh Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) di Yogyakarta pada 3-5 Februari 2025.
Dengan tema "Sumbangan Arkeologi untuk Mengukuhkan Indonesia Sebagai Pusat Peradaban," kegiatan ini dihadiri oleh 284 peserta yang terdiri dari arkeolog dan ahli budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Kongres dan seminar ini diselenggarakan secara hibrida, menggabungkan pertemuan langsung (luring) dan daring, untuk memfasilitasi partisipasi anggota IAAI yang tersebar di seluruh nusantara.
Fadli Zon menekankan pentingnya kegiatan ini dalam memperkuat identitas nasional Indonesia, sekaligus menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kembali kekayaan peradaban Indonesia kepada dunia. Ia menegaskan bahwa temuan-temuan arkeologi seperti fosil manusia purba dan lukisan prasejarah menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam sejarah peradaban global.
“Indonesia adalah peradaban tua, dan ini harus kita sampaikan kembali kepada generasi muda. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk membangun mindset baru bahwa Indonesia adalah negara dengan mega-diversity yang luar biasa,” ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik pada Selasa (4/2/2025).
Perlunya Peningkatan Jumlah Cagar Budaya Nasional
Fadli Zon juga menyoroti rendahnya jumlah Cagar Budaya Nasional (CBN), yang saat ini hanya tercatat sebanyak 228 objek. Padahal, ada sekitar 48.731 objek yang diyakini memiliki nilai sejarah sebagai cagar budaya di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa banyak situs yang sebenarnya layak menjadi CBN namun belum terdaftar karena kendala administratif.
Menteri Kebudayaan mengajak IAAI untuk membantu merumuskan solusi terkait kekurangan tenaga ahli cagar budaya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Ia berharap para arkeolog dapat memberikan dukungan dalam pendataan dan verifikasi koleksi di Museum Nasional Indonesia, serta turut berperan aktif dalam proses repatriasi benda-benda warisan budaya Indonesia yang kini ada di luar negeri.
Kongres Arkeologi 2025 ini merupakan perhelatan ke-16 yang diselenggarakan oleh IAAI sejak organisasi ini berdiri pada 1976. Acara ini juga mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Dana Indonesiana. Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini, cagar budaya Indonesia dapat lebih dihargai, dilestarikan, dan dijadikan kontribusi penting untuk peradaban dunia.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari semangat kolaborasi antara pemerintah dan komunitas arkeologi Indonesia dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang tidak hanya berharga bagi bangsa Indonesia, tetapi juga bagi peradaban dunia.
Melalui langkah-langkah tersebut, Indonesia diharapkan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai pusat peradaban dengan warisan budaya yang kaya dan beragam, serta berkontribusi dalam peradaban dunia yang lebih inklusif dan berbasis pada pelestarian sejarah.