- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Senin, 17 Februari 2025 | 12:03 WIB
: Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan komitmen Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan melalui penerapan konsep satuan pendidikan ramah anak dan ekoteologi. Hal ini disampaikan dalam diskusi bersama Maniza Zaman, representatif UNICEF, di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (20/1/2025)./Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan komitmen Kementerian Agama (Kemenag) dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penerapan konsep satuan pendidikan ramah anak dan ekoteologi.
Dalam diskusi bersama Maniza Zaman, representatif UNICEF, di Kantor Kemenag, Jakarta pada Senin (20/1/2025), Menag Nasaruddin menyampaikan bahwa ekoteologi merupakan pendekatan baru yang mengintegrasikan kesadaran lingkungan dalam pendidikan agama.
“Konsep ini penting tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. Sejak kecil, kita harus belajar bagaimana menyelamatkan lingkungan kita,” ujar Menag Nasaruddin.
Menag berharap ekoteologi menjadi pendekatan yang diterapkan secara holistik di semua tingkat pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pendidikan agama. “Jika seseorang ingin mempelajari agama, mereka juga harus memahami alam semesta. Ini adalah langkah penting bagi kita karena belum banyak negara yang memulai dari ekoteologi, termasuk negara-negara Timur Tengah. Indonesia akan memulai program ini,” tambahnya.
Selain itu, Menag Nasaruddin juga menyoroti potensi besar pesantren sebagai model pendidikan modern. Dengan lebih dari 40.000 pesantren di Indonesia, sistem ini dianggap unik karena menggabungkan pendidikan akademik dengan pembentukan karakter. "Siswa tinggal bersama guru mereka, berdoa, makan, dan hidup bersama, menciptakan ikatan yang kuat dalam pembelajaran," jelas Menag.
Maniza Zaman, dalam pertemuan tersebut, mengapresiasi berbagai inisiatif yang dilakukan Kemenag, terutama konsep ekoteologi. "Saya sangat terpesona dengan ekoteologi. Ini menunjukkan pemikiran maju untuk mengatasi tantangan kontemporer melalui nilai-nilai spiritual dan keagamaan," kata Maniza Zaman.
Menag Nasaruddin juga menyoroti peran strategis masjid dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan lebih dari 800.000 masjid di Indonesia, masjid memiliki potensi besar sebagai pusat informasi dan edukasi. "Masjid adalah pusat komunitas, dan perannya adalah memberdayakan masyarakat," tegas Menag Nasaruddin.
Menag mengajak UNICEF untuk terus mendukung program-program Kemenag dan mempromosikannya ke dunia internasional. “Jika kita berbicara bersama, Indonesia dan UNICEF, dunia akan mendengar dengan sangat mudah,” kata Menag. Ia juga mengajak UNICEF untuk mengadakan pertemuan lanjutan guna memperkuat kolaborasi dan membahas isu-isu strategis lebih mendalam.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kolaborasi antara Kementerian Agama dan UNICEF dalam mempromosikan pendidikan ramah anak dan kesadaran lingkungan melalui pendekatan ekoteologi.