- Oleh Putri
- Jumat, 7 Februari 2025 | 14:50 WIB
: Kepala BPOM Taruna Ikrar berkunjung ke Bio Farma dan didampingi Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya/Foto: Badan POM
Jakarta, InfoPublik - Kepala BPOM menyebutkan salah satu tugas BPOM adalah menjamin keamanan, efikasi/khasiat, serta kualitas obat dan makanan melalui pengawasan terhadap riset, produksi, hingga distribusi produk obat dan makanan.
Hal tersebut disampaikan Taruna saat melakukan kunjungannya ke PT Bio Farma (Persero) di Bandung pada Rabu (15/1/2024) untuk melihat bisnis proses, teknologi, dan fasilitas produksi yang dimiliki Bio Farma.
“Dalam konteks produksi vaksin, Bio Farma merupakan kebanggaan kita. Kita berharap Bio Farma mampu melakukan dan menghasilkan inovasi obat-obat baru yang dibutuhkan masyarakat," kata Taruna melalui seperti keterangan resminya Kamis (16/1/2025).
Terkait obat-obat baru, Taruna menjelaskan selama empat bulan kepemimpinannya, evaluasi terhadap beberapa produk inovasi baru dapat diselesaikan dalam 90 hari kerja (HK) dari yang sebelumnya membutuhkan waktu 300 HK.
Saat ini BPOM sedang berupaya meningkatkan level maturitas dari tiga jadi empat serta berjuang memperoleh status World Health Organization (WHO) List Authority/WLA.
Dengan diperolehnya status WLA nanti maka peluang produk vaksin Indonesia untuk menembus pasar global akan semakin besar karena produk tidak perlu melalui tahapan evaluasi lagi.
Taruma menyampaikan perjuangan BPOM ini membutuhkan bantuan dan kesiapan pemangku kepentingan terkait, termasuk Bio Farma.
Lanjutnya, ia pun optimistis BPOM dan Bio Farma dapat berkolaborasi meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional. Kolaborasi dan sinergi ini sekaligus menjawab kebutuhan global untuk produk-produk biologi yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya menyampaikan bahwa selama 134 tahun lebih, Bio Farma terus melakukan improvement.
Saat ini, research and development Bio Farma didukung oleh delapan fasilitas yang berada di Bandung.
Sedangkan produksi vaksinnya didukung oleh total sembilan fasilitas utama dan tiga fasilitas pendukung.
Bio Farma dapat menghasilkan 3,1 miliar dosis vaksin per tahun dan masuk lima besar produsen vaksin yang dipasok ke UNICEF. Vaksin produksi Bio Farma telah diekspor ke lebih dari 100 negara di berbagai belahan dunia.
“Saat ini RnD Bio Farma memiliki delapan proyek pengembangan vaksin prioritas dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional dan global,” kata Shadiq.
Bio Farma berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui inisiasi peremajaan fasilitas dan ekspansi fasilitas ke lahan baru.
"Kolaborasi Bio Farma dan BPOM diharapkan dapat mendukung Indonesia dalam berkontribusi sebagai penyedia produk obat dan vaksin bagi dunia global," kata Shadiq.
Pada kunjungan Taruna ke Bio Farma terkait beberapa hal pertama, memastikan semua proses dari riset, produksi, hingga distribusi dan farmakoviligans berjalan sesuai aturan yang ada.
Kedua, memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi dan inovasi dibidang obat. Ketiga yang diharapkan melalui kunjungan ini, BPOM bisa berperan lebih dalam pengawalan bisnis proses produksi dan distribusi produk Bio Farma.