- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Kamis, 12 Desember 2024 | 00:29 WIB
: Menteri Pendidikan Dasar dan menengah Abdul Mu'ti beserta jajaran Kemendikdasmen (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 9 Desember 2024 | 19:45 WIB - Redaktur: Untung S - 22
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan (DKP), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, menyelenggarakan Silaturahmi dan Diskusi Pendidikan bersama Lembaga Penyelenggara Kursus dan Pelatihan (LKP) di Jakarta.
Acara itu merupakan bentuk komitmen Kemendikdasmen dalam memperkuat sektor pendidikan nonformal dan mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul melalui penguatan peran LKP di seluruh Indonesia.
"Penguatan Kursus dan Pelatihan Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua" menjadi tema utama dalam forum silaturahmi yang bertujuan membuka ruang diskusi yang inklusif. Forum ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi mitra, serta pimpinan LKP, untuk merumuskan solusi atas tantangan yang ada dalam dunia pendidikan nonformal.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa LKP memiliki peran yang sangat penting dalam mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing. Ia menegaskan bahwa kursus berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat, serta berpotensi untuk memberikan dampak positif pada peningkatan keterampilan anak-anak, yang selanjutnya akan mendukung kemajuan bangsa.
“Kursus berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat. Apa yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat memberikan dampak signifikan pada keterampilan anak-anak dan berkembang seiring dengan kemajuan bangsa-bangsa dunia,” kata Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/12/2024).
Mendikdasmen juga menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara penyelenggara pendidikan, dunia usaha dan industri (DUDI), serta pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan nonformal. Kerja sama ini bertujuan tidak hanya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, tetapi juga untuk memastikan pemerataan layanan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
“Kami perlu mengoptimalkan kemitraan ini agar dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh pendidikan nonformal, salah satunya adalah masalah Anak Tidak Sekolah (ATS). Melalui kolaborasi yang kuat, kita bisa menghasilkan kebijakan yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambah Mendikdasmen.
Mendikdasmen juga mengungkapkan strategi kemitraan dengan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai langkah yang dapat memperkaya kualitas lulusan SMK. Dengan skema baru ini, lulusan SMK tidak hanya memperoleh ijazah, tetapi juga sertifikasi kompetensi yang diakui, yang dapat diperoleh melalui pelatihan di LKP.
“Kita dapat membangun strategi kerja sama yang mutualistik, di mana kedua belah pihak, baik SMK maupun LKP, dapat saling mendukung dalam mempersiapkan lulusannya untuk lebih siap kerja dan lebih kompeten,” ujar Mendikdasmen.
Forum silaturahmi ini juga menjadi ajang untuk memperkuat inklusivitas dalam penyelenggaraan pendidikan nonformal. Dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Kemendikdasmen berharap LKP dapat terus berinovasi dan menyediakan pelatihan yang relevan untuk menanggulangi berbagai tantangan pendidikan di Indonesia, termasuk kesenjangan akses di daerah-daerah terpencil.
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) memainkan peran penting dalam mengembangkan SDM yang terampil dan siap menghadapi dunia kerja. Melalui kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, dan pendidikan formal, pendidikan nonformal diharapkan dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja dan mendukung visi Indonesia menjadi negara yang maju dan berdaya saing global.
Dengan diskusi yang konstruktif dan kebijakan yang inklusif, diharapkan pendidikan bermutu dapat tercapai untuk semua lapisan masyarakat, di mana pun mereka berada.