- Oleh Putri
- Rabu, 29 November 2023 | 07:00 WIB
: menambahkan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) ke dalam program imunisasi rutin Indonesia terutama di wilayah endemis penyakit tersebut/Foto Ilustrasi: Kemenkes
Jakarta, InfoPublik – Untuk mencapai target sustainable development goals (SDGs) 2030, Pemerintah Indonesia berkomitmen tinggi untuk melindungi seluruh masyarakat dari kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit-penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Salah satunya dengan menambahkan imunisasi Japanese Encephalitis (JE) ke dalam program imunisasi rutin di wilayah endemis penyakit tersebut.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan imunisasi itu dilakukan karena lebih murah, bisa mencegah penyakit-penyakit yang dapat menular bahkan dapat menyebabkan kematian.
“Untuk JE kita sudah mulai di Bali dan hasilnya cukup bagus menurunkan angka kesakitan dan Kalimantan Barat jadi provinsi kedua,” kata Maxi melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Selasa (3/10/2023).
Pemberian imunisasi JE telah lebih dahulu dilaksanakan di Provinsi Bali pada 2018 dan Pemerintah Indonesia telah memulai pemberian imunisasi JE diseluruh Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat pada 26 Septermber 2023 lalu.
Berdasarkan rekomendasi WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), sebelum introduksi atau penambahan imunisasi JE ke dalam program imunisasi rutin bagi bayi usia 10 bulan dimulai, maka diberikan imunisasi tambahan massal JE terlebih dahulu.
Imunisasi JE itu menyasar seluruh anak usia sembilan bulan sampai kurang 15 tahun. Maxi mengatakan total sasaran penerima imunisasi tambahan JE di Kalimantan Barat ada 1,3 juta anak.
“Imunisasi tambahan massal JE diharapkan dapat selesai lebih cepat dan tepat sehingga pada bulan November 2023 kita sudah mulai imunisasi rutin pada anak usia 10 bulan di posyandu, puskesmas dan fasyankes lainnya,” kata Maxi.
Pj Gubernur Kalimantan Barat Harrison menjelaskan mengenai tingginya kasus JE di Kalimantan Barat. Menurutnya, salah satunya disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungannya.
Ia mencontohkan, seperti peternakan babi seringkali masih dilepasliarkan. Sehingga penyebaran kotoran dan limbahnya menganggu lingkungan serta berpotensi sebagai sumber infeksi virus JE ke manusia.
“Waktu itu kami bekerja sama dengan tokoh adat, Koramil dan Polsek mendorong masyarakat agar babi-babi itu dikandangkan, awalnya berhasil tapi tidak berlangsung lama. Itu yang sebenarnya tugas kita untuk terus mengedukasi mereka,” kata Harrison.
Kasus konfirmasi JE di Indonesia periode 2014 hingga per Juli 2023 dilaporkan sejumlah 145 kasus dan 30 kasus diantaranya berada di Provinsi Kalimantan Barat. Case Fatality Rate (CFR) penyakit itu mencapai 20-30 persen.
Sebanyak 30-50 persen dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, hingga kecacatan berat. JE mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, namun dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. N. Paranietharan menyampaikan bahwa di dunia terdapat lebih dari 3 miliar orang yang terancam virus JE. Namun sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.
Karena itu, WHO mendorong imunisasi sebagai strategi yang aman, efektif, dan terjangkau untuk melindungi anak-anak kita dari penyakit berbahaya ini. WHO juga mengapresiasi dedikasi Pemerintah Indonesia dalam memperluas imunisasi JE untuk mencakup semua anak yang membutuhkan.
“Serta mendukung penelitian dan kajian lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman kita tentang peta penularan penyakit ini dan memastikan cakupan ke seluruh komunitas yang berisiko,” kata Paranietharan.
Japanese Encephalitis (JE) adalah salah satu penyebab utama radang otak akibat infeksi virus (ensefalitis virus) di seluruh dunia dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Asia termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data publikasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO, diperkirakan terdapat sejumlah 67.900 kasus baru per tahun di 24 negara di kawasan Asia dan Oceania.
Mari kita lindungi anak-anak Indonesia dari bahaya penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) salah satunya adalah JE sehingga Indonesia dapat memiliki generasi emas yang sehat, tangguh, cerdas, dan kuat.