Kemendes PDTT Kenang Sejarah Perjuangan Pembangunan Transmigrasi

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 9 Desember 2022 | 23:21 WIB - Redaktur: Untung S - 263


Jakarta, InfoPublik Sejarah awal pembangunan transmigrasi dikenang Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan mengadakan upacara tabur bunga di Monumen Makam Pionir Transmigrasi, perbatasan Indramayu-Subang, Provinsi Jawa Barat.

"Didirikannya monumen itu untuk mengenang mereka yang telah ditetapkan sebagai pionir pembangunan transmigrasi karena bagian dari transmigran pertama di Indonesia," kata Staf Ahli Menteri Desa PDTT Bidang Ekonomi Lokal, Ansar Husen, dalam keterangannya terkait acara tabur bunga di Monumen Makam Pionir Transmigrasi, pada Jumat (9/12/2022).

Staf Ahli Mendes PDTT menjelaskan, monumen itu didirikan pasca peristiwa maut kecelakaan bus  yang menewaskan 67 transmigran asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada 11 Maret 1974 atau 48 tahun lalu. 

Bus nahas tersebut membawa rombongan awal transmigrant menuju lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Rumbiya, Sumatera Selatan.

“Peristiwa yang terjadi di Kali Sewo perbatasan Indramayu Subang lalu diabadikan dalam bentuk tugu monumen yang kemudian disebut Monumen Makam Pionir Transmigrasi,” kata dia.

Menurut Ansar, tugu monumen yang tingginya tujuh meter yang dipadukan dengan tiang sebanyak empat buah itu memuat simbol yang mempunyai makna tertentu.

Ukiran pepatah Jawa yaitu "Jer Basuki Mawa Beya" pada monumen tersebut mengandung makna memegang prinsip, bahwa segala usaha untuk mencapai tujuan diperlukan pengorbanan.

“Jika dikaitkan dalam konteks Transmigrasi adalah Rela Berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan dan membangun wilayah pemukiman transmigrasi,” tutur Ansar.

Tanggal kejadian 11 dilambangkan dalam marmer berukuran 110x110 yang memuat nama-nama korban hingga bisa dilihat oleh keluarga dan pengunjung Monumen Makam Pionir ini.

Sedangkan bulan kejadian Maret dilambangkan dalam trap tangga menuju Tugu Monumen dan tahun kejadian 1974 diterjemahkan dalam trap pintu masuk terbuat dari beton sebanyak 19 buah.

Foto: Sigit/Humas Kemendes PDTT