Disrupsi Teknologi Digital Jadi Tantangan dan Peluang bagi Media

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 1 Desember 2022 | 08:18 WIB - Redaktur: Untung S - 263


Jakarta, InfoPublik – Disrupsi teknologi yang terus bergulir cepat memasuki berbagai bidang termasuk dunia jurnalisme, dinilai menjadi tantangan sekaligus peluang bagi media yang berada di garis depan.

“Berbagai dampak (disrupsi teknologi digital) tersebut menghadirkan tantangan tersendiri bagi para insan jurnalis dan industri media itu sendiri,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, dalam Puncak Anugerah Jurnalistik Kominfo 2022 (AJK) di Jakarta pada Rabu (30/11/2022).

Acara itu turut dihadiri segenap jajaran pejabat tingga madya Kominfo, jajaran pemimpin redaksi berbagai media massa dan para jurnalis dari media dalam dan luar negeri.

Menurut Menkominfo, dampak dari ekstensifikasi teknologi digital yang kian masif dari waktu ke waktu di bidang jurnalistik, bisa dilihat dari adanya perubahan lanskap yang semakin variatif, perubahan model bisnis media, perubahan norma, etika maupun cara kerja jurnalis dalam melaksanakan peliputan berita.

Sedangkan peluang yang terbuka dari kehadiran teknologi digital yakni peluang dan kesempatan pengembangan kuantitas produk jurnalisme.

Adanya machine learning berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan big data misalnya, dapat membantu para jurnalis dalam mendeteksi breaking news (berita terbaru) ataupun topik-topik yang sedang hangat dibicarakan.

“Tidak hanya itu teknologi juga mampu menjalankan fake checking (mengecek berita palsu) dalam mendeteksi kebenaran atas berita yang tersebar di media sosial,” imbuh Menkominfo Johnny.

Kemampuan teknologi digital untuk mengolah dan menganalisis data dengan cepat dengan tepat dinilai dapat membantu optimalisasi biaya-biaya variabel lain dalam kinerja jurnalisme.

Hal itu termasuk dalam melakukan otomatisasi proses transkripsi wawancara ataupun analisis gambar dan video sebagai materi pembuatan berita-berita.

“Associated Press mencatat bahwa penggunaan teknologi digital mampu meningkatkan jumlah produksi artikel berita dari semula 300 artikel menjadi 3700 artikel pada setiap kuartal meningkat 1200 persen atau 12 kali lipat,” jelas dia.

Walaupun memiliki peluang meningkatkan kuantitas dan kecepatan berita, namun teknologi itu tetap harus dipantau dari sisi kualitas dan akurasi kontennya.

Untuk itu Menkominfo Johnny mengimbau agar para jurnalis bisa mengimbangin disrupsi tersebut dengan kecepatan beradaptasi.

“Adaptasi agility juga penting, segera rubah arahnya itu, menyesuaikan dan menyesuaikan perubahan arahnya sehingga kehadiran teknologi digital diharapkan dapat menjadi enabler dan akselerator dalam kerja jurnalistik agar tetap relevan dan dapat tersampaikan ke khalayak yang luas secara lebih efektif dan lebih efisien,” katanya menandaskan.

Foto: YouTube Kemkominfo tv