Asesmen Nasional sebagai Ruang Transformasi Penyiapan Masa Depan Anak Indonesia

:


Oleh G. Suranto, Jumat, 25 November 2022 | 11:21 WIB - Redaktur: Untung S - 184


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia, salah satunya melalui kebijakan Asesmen Nasional (AN). AN merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk memetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dengan menggunakan asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

Kepala Pusmendik, Asrijanty, saat mengawali Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Nasional bersama perwakilan Komisi X DPR RI, dinas pendidikan, organisasi profesi, praktisi, dan pakar pendidikan, Minggu (20/11/2022) lalu menyampaikan AN sebagai bentuk pengukuran untuk memberi informasi yang komprehensif dari siswa dan guru.

”Bagaimana menstimulasi mereka untuk berpikir kritis, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, dan kreatif untuk menyiapkan mereka di masa depan,” ujar Asrijanty, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Asrijanty menambahkan, melalui program Merdeka Belajar ini bisa mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan AN di satuan pendidikan, khususnya di Purwakarta sekaligus mendapatkan masukan dari berbagai pihak sebagai upaya untuk mengevaluasi pelaksanaan AN menjadi lebih baik.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan akan terus mendorong dan berupaya mendukung kebijakan dari Kemendikbudristek. ”Asesmen yang dilakukan kementerian menjadi hal yang bagus dan memudahkan semua orang untuk melihat bagaimana proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan baik,” kata Purwanto.

Ketua Komisi X DPR RI, Saiful Huda, menyampaikan apresiasi atas program Merdeka Belajar yang menjadi upaya pembaharuan di dunia pendidikan, khususnya dalam menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan dunia pembelajaran khususnya pasca pandemi. ”Dengan AN, kita akhirnya mengetahui mana sekolah yang mengalami dampak luar biasa dalam proses pendidikan kita,” jelas Saiful.

Kegiatan DKT itu merupakan yang ketiga kalinya diadakan oleh Pusat Asesmen Pendidikan. Sebelumnya kegiatan ini digelar di daerah Polewali Mandar dan Semarang. Pada kesempatan kali ini ada tiga pemantik diskusi yaitu dari Dewan Pakar Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Imam Tabroni, praktisi pendidikan Kabupaten Purwakarta, Didin Syaprudin, dan Dewan Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Widayanti. Potret yang menjadi sorotan dalam diskusi ini adalah tentang input dan output pembelajaran.

Terdapat tiga instrumen komponen penting, yaitu kurikulum, pembelajaran, dan asesmen. Imam Tabroni menjelaskan bahwa AN seperti yang diajarkan di pesantren. ”Ada tingkatan, dimulai dari menghafal, memahami, kemudian mampu menerapkan apa yg dihafal dan dipahami. Selanjutnya mampu menganalisis dan mengevaluasi, dan tahap tertinggi adalah menciptakan produk tertentu. Dengan AN siswa benar-benar dilatih sampai menciptakan ide tertentu untuk memecahkan masalah,” imbuhnya.

Hal senada dijelaskan oleh praktisi pendidikan, Didin Syaprudin. “Sekolah harus dijadikan tempat bagi siswa untuk mengembangkan daya pikir dan kreatifitasnya,” ujar Didin.

Sementara itu, Widayanti mengatakan Asesmen Nasional ini dilakukan untuk melihat efektifitas pembelajaran yang dilakukan di kelas dan menilai ketercapaian dari kurikulum. Publik dapat mempelajari lebih lanjut tentang kebijakan Asesmen Nasional dan berbagai praktik baik serta regulasi terkaitnya melalui pusmendik.kemdikbud.go.id/an. Publik dapat pula mengakses beragam informasi dan regulasi terkait kebijakan kurikulum pada laman kurikulum.kemdikbud.go.id.

Sumber Foto: Kemendikbudristek