Semangat Kemerdekaan Dorong Generasi Muda Bangkit

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 17 Agustus 2022 | 19:15 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 177


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, mengajak seluruh generasi muda bergotong royong memulihkan dan membangkitkan Indonesia Merdeka, mewujudkan Merdeka Belajar.

"Kita telah meyakinkan dunia bahwa generasi muda Indonesia sudah terlatih dengan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat yang bekalnya diperoleh sejak di bangku sekolah dasar hingga pendidikan tinggi melalui berbagai program. Masih banyak lagi episode Merdeka Belajar yang akan kami luncurkan, sampai semua anak Indonesia merasakan kemerdekaan yang sebenarnya yaitu belajar dengan bahagia, berkarya tanpa hambatan, berlari menuju masa depan penuh keberanian sebagai Pelajar Pancasila," ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, ketika memimpin upacara di Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Rabu (17/8/2022).

Pada kesempatan ini, perwakilan anggota Paskibra, Hilman Fahrezi, siswa dari sekolah SMAN 1 Cikarang Selatan menyampaikan rasa bangganya melihat perkembangan situasi pandemi COVID-19 yang kian terkendali. Ia mengungkapkan betapa senang dirinya ketika pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah berangsur normal kembali. Hal ini membuktikan bahwa seluruh ekosistem pendidikan tak pernah menyerah untuk bangkit menghidupkan pembelajaran meski didera berbagai tantangan selama pandemi.

“Sudah dua tahun kita dihantam pandemi dan proses pembelajaran dari rumah tentu sangat berbeda dan memberikan pukulan keras bagi dunia pendidikan, termasuk meningkatnya angka putus sekolah. Motto peringatan Hari Kemerdekaan tahun ini merefleksikan perjuangan kita sebagai bangsa saat itu hingga sekarang supaya kita tetap optimistis menggapai cita-cita di masa depan,” ujarnya yang bertugas sebagai pasukan pendamping pada peringatan HUT RI ke-77 di Kantor Kemendikbudristek tahun ini.

Sebagai generasi muda, Hilman bercerita bahwa selama dua tahun pandemi ia tetap giat belajar. Untuk lebih memahami materi pembelajaran, ia bersama teman-teman membentuk kelompok belajar. Selain itu, ia aktif berkegiatan di sekolah meski penyelenggaraannya berlangsung secara daring. Sebab menurutnya penting sebagai penerus bangsa untuk menyeimbangkan kompetensi akademik dan nonakademik dengan berbagai cara.

“Selama pandemi saya tetap aktif berorganisasi, ikut seleksi dan latihan Paskibra, biar masih pandemi saya harus bangkit dan tidak menyerah dengan keadaan,” ungkapnya yang menyebut bahwa dalam Paskibra juga ada materi kepemimpinan dan kedisiplinan yang dapat diterapkan dan berguna dalam aktivitas sehari-hari.

Tak ketinggalan, perwakilan anggota Paskibra putri yang bernama Dede Julaika asal SMAN 1 Cikarang Selatan juga menekankan bahwa sebelum seseorang berkecimpung dalam suatu kegiatan, haruslah didasari dengan minat yang tinggi. Dengan demikian, orang tersebut akan mampu menjalani rutinitas kegiatan dengan bahagia dan menghadapi berbagai tantangan dengan berani dan pola pikir yang kreatif.

“Di rumah saya aktif dalam kegiatan masyarakat seperti menjadi panitia lomba 17-an bersama rekan muda lainnya di sekitar tempat tinggal, tergabung dalam kepanitiaan pada berbagai acara di masyarakat. Saya pernah mengajarkan baris berbaris kepada ibu-ibu yang ingin ikut lomba gerak jalan. Nilai-nilai pembelajaran yang saya dapat di sekolah dan selama saya berorganisasi dapat saya berikan ke masyarakat,” terangnya.

Dede Julaika menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam berkontribusi terhadap pembangunan bangsa khususnya dalam rangka pemulihan pasca pandemi. “Tadinya kita belajar di rumah, sekarang kita sudah belajar tatap muka di sekolah, itu pasti butuh proses adaptasi. Kita sebagai generasi muda harus tetap semangat dan kita perlu tanamkan bahwa belajar di sekolah itu menyenangkan karena kita bisa berinteraksi langsung dengan guru dan teman-teman, bisa praktik pembelajaran secara langsung,” ucap siswa kelas XII yang bertugas sebagai pembaca Undang-undang Dasar 1945 pada upacara di Kemendikbudristek kali ini.

Ditambahkan Dede, sekolahnya untuk kelas X sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Hal ini membuat kegiatan PTM menjadi lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini. “Di kelas X siswa bisa memilih pembelajaran sesuai minatnya, disamping ada pembelajaran wajib yang diberikan sekolah. Kurikulum Merdeka ini terasa lebih mengesankan karena siswa merasa merdeka ketika melakukan pembelajaran dengan bahagia, tidak ada paksaan,” tuturnya.

Sebelum mengakhiri, Hilman menyampaikan apresiasi terhadap Kurikulum Merdeka. Menurutnya bagus karena lebih berorientasi pada bakat dan minat peserta didik. Dengan begitu, bakat dan minat anak-anak tereksplorasi dengan lebih luas. “Sebagai generasi muda, mari kita terus berkarya dan menjalankan berbagai kegiatan bermanfaat, agar negara ini pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” tutup Hilman.

Sumber Foto: Kemendikbudristek