Butuh Peran Ibu Cegah Stunting dan Obesitas

:


Oleh Putri, Rabu, 19 Januari 2022 | 08:35 WIB - Redaktur: Untung S - 302


Jakarta, InfoPublik - Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) Prof Dr. Hardiansyah mengatakan untuk bisa mencegah secara dini, dibutuhkan peran ibu saat menentukan makanan.

“Baik saat hamil maupun pemberian gizi serta pola asuh pada anak setelah lahir,” kata Hardiansyah dalam konferensi per Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual, Selasa (18/1/2022).

Calon ibu hendaknya melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil dan rutin melakukan pemeriksaan saat hamil. Untuk mencegah stunting sejak awal adalah jangan sampai penambahan berat badan ibu hamil tidak mencukupi.

“Sederhananya bagi awam adalah bertambahnya usia kehamilan harus diiringi dengan bertambahnya berat badan. Saat bayi lahir ketika bertambah umur harus bertambah berat badan. Itu ciri sederhana,” kata Hardiansyah.

Jika mengalami berat badan yang stagnan tidak bertambah, maka pertambahan panjang atau tinggi badan bayi akan mengalami gangguan. Ketika bayi lahir, yang harus diperhatikan ibu adalah berat badan bayi minimal di atas 2,5 kg dengan panjang badan di atas 47 cm.

Seorang ibu juga wajib memberikan air susu (ASI) eksklusif yaitu diberikan sampai enam bulan. Jika tidak diberikan ASI eksklusif dan anak pernah diare berkali-kali itu sudah pertanda akan terjadi gangguan stunting kalau tidak segera diatasi.

Hardiansyah menyebut ada pangan yang terbukti mencegah stunting saat ibu hamil yaitu susu, telur, ikan, pangan hewani, dan lauk-pauk. Kemudian pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI eksklusif, susu pertumbuhan, telur, ikan, pangan hewani, lauk pauk, dan berbagai makanan pendamping (MP) ASI diperkaya gizi.

Berikan ASI dan MP ASI yang cukup dengan baik, ASI eksklusif sampai enam bulan, lanjutkan pemberian ASI enam sampai 23 bulan, berikan MP ASI yang cukup dan baik pada usia enamsampai 23 bulan.

Hardiansyah mengingatkan agar menjaga kesehatan bayi dan anak melalui imunisasi, kebersihan, stimulasi, kebiasaan baik makan sayur, buah, lauk pauk, dan protein tinggi. Untuk obesitas, harus dipahami penyebabnya dan banyak penyebabnya, tidak hanya kurang aktivitas fisik dan makanan.

Jika pada orang dewasa atau remaja obesitas bisa karena stres yang menimbulkan inflamasi, inflamasi menimbulkan penumpukan lemak. Selain itu kurang tidur atau kelebihan tidur yang meningkatkan hormon ghrelin jadi pembawaannya lapar.

“Mulailah dengan mengelola faktor penyebab utama seperti stres, terus jangan sampai stres, harus perbanyak aktivitas fisik dan mengatur waktu tidur, pantau berat badan dan lingkar pinggang,” kata Hardiansyah.

Foto: Kemenkes