Badan POM Resmikan Regimen Tambahan Vaksin Lanjutan COVID-19

:


Oleh Putri, Minggu, 16 Januari 2022 | 23:07 WIB - Redaktur: Untung S - 243


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) telah meresmikan regimen tambahan vaksin lanjutan atau booster COVID-19.

Secara bertahap, dilakukan proses evaluasi penggunaan booster vaksin sesuai dengan pengajuan dan ketersediaan data uji klinik yang mendukung pengajuan booster.

Hal tersebut dikatakan Kepala Badan POM, Penny K. Lukito, melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Minggu (16/1/2022).

“Badan POM kembali mengeluarkan persetujuan penggunaan untuk dua regimen booster heterolog pada vaksin COVID-19 yaitu pertama, vaksin Pfizer dosis setengah/half dose untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca,” kata Penny.

Kedua, lanjut Penny vaksin AstraZeneca dosis setengah untuk vaksin primer Sinovac atau dosis penuh untuk vaksin primer Pfizer (full booster dose).

Pada vaksin Pfizer sebagai booster heterolog (dosis setengah) untuk vaksin primer Sinovac atau AstraZeneca menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi yang tinggi pada 6-9 bulan (31-38 kali) setelah pemberian dosis primer lengkap.

Di sisi lain, peningkatan antibodi setelah enam bulan vaksinasi primer lengkap vaksin Sinovac menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (105,7 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.

“Secara umum pemberian dosis booster vaksin Pfizer dengan vaksin primer Sinovac dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik,” tutur Penny.

Untuk vaksin Pfizer, lanjut Penny sebagai booster dengan vaksin primer AstraZeneca, hasil imunogenisitas menunjukkan pada pemberian booster vaksin Pfizer dosis setengah setelah enam bulan vaksinasi primer lengkap dengan vaksin Astra Zeneca menghasilkan peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (21,8 kali) dibandingkan sebelum diberikan dosis booster.

Terakhir, vaksin AstraZeneca sebagai booster heterolog dosis setengah dengan vaksin primer Sinovac menunjukan hasil imunogenisitas berupa peningkatan antibodi IgG terhadap S-RBD yang tinggi (35 – 38 kali), baik pada interval booster 3-6 bulan (34-35 kali) maupun 6-9 bulan (35 – 41 kali). Kenaikan IgG pada dosis setengah tidak berbeda jauh dengan dosis penuh/full dose.

Untuk booster dengan Vaksin Primer Pfizer dosis penuh, hasil imunogenisitas menunjukkan peningkatan antibodi IgG yang baik (dari 3350 menjadi 13.242).

Jadi, saat ini ada enam jenis booster homolog/heterolog pada Vaksin COVID-19. Yaitu Vaksin Sinovac dosis penuh sebagai booster homolog, Vaksin Pfizer dosis penuh sebagai booster homolog, vaksin Astrazeneca dosis penuh sebagai vaksin homolog.

Vaksin Moderna sebagai booster homolog dosis setengah. Vaksin Moderna heterolog dengan dosis setengah sebagai booster heterolog dosis setengah untuk vaksin AstraZeneca, Pfizer, atau Janssen serta Vaksin Zifivax dosis penuh sebagai booster heterolog untuk vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.

Foto: Tangkapan Layar Youtube Badan POM