Mendikbudristek Minta Guru se-Indonesia Dorong Pemda Jalankan PTM Terbatas

:


Oleh G. Suranto, Jumat, 26 November 2021 | 07:04 WIB - Redaktur: Untung S - 199


Jakarta, InfoPublik - Usai melaksanakan upacara bendera Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2021, Kamis (25/11) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan 14 Organisasi Profesi Guru. Mendikbudristek mengatakan bahwa perubahan di sektor pendidikan bukan hanya dapat dicapai melalui penetapan kebijakan, tetapi saat kebijakan itu telah menjadi sebuah gerakan.

Untuk itu, Menteri Nadiem mengajak organisasi profesi yang hadir untuk dapat menjadikan laju perubahan yang dihadirkan melalui program Merdeka Belajar dapat terus bergulir dan menjadi gerakan.

"Sehingga siapapun pemerintahannya, menterinya, kepala dinasnya, gerakan ini akan terus berjalan," kata Menteri Nadiem di Plaza Insan Beprestasi kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Jakarta.

Dalam kesempatan dialog itu, Mendikbudristek mengajak para guru untuk kembali mengejar ketertinggalan yang disebabkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). “Satu generasi pelajar ketinggalan disebabkan oleh PJJ. Sekarang, yang harus dilakukan guru-guru se-Indonesia adalah mendorong pemerintah daerahnya untuk menjalankan pembelajaran tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan tentunya,” ujar Nadiem, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Jumat (26/11/2021).

Untuk mendukung para guru agar semakin merdeka dan berdaya, Mendikbudristek mengungkapkan empat program besar bagi guru yang akan terus didorong. Yang pertama, kesejahteraan, kemudian akses pada digitalisasi, pelatihan yang relevan, dan yang terakhir adalah memberikan kerangka kemerdekaan dalam pelaksanaan kurikulum.

Kemendikbudristek, kata Menteri Nadiem, terus memperjuangkan kesejahteraan para guru honorer dengan memperjuangkan mereka yang telah lulus seleksi, tetapi belum memiliki formasi agar menjadi prioritas untuk segera diangkat.

Kemudian, Kemendikbudristek juga akan segera meluncurkan berbagai platform teknologi bagi para guru dan kepala sekolah. Aplikasi ini akan melengkapi program digitalisasi sekolah yang telah dimulai dengan penyaluran peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk siswa dan guru agar mempermudah proses pembelajaran.

Selanjutnya, Mendikbudristek memastikan program Pendidikan Guru Penggerak terus berlanjut, untuk kemudian dapat menggantikan Kepala Sekolah yang sudah pensiun. “Saat ini sudah ada dua ribu lima ratus sekolah penggerak dengan kurikulum prototip yang lebih fleksibel, lebih sederhana, dengan standar capaian yang ringkas," tuturnya.

"Fleksibilitas yang diberikan oleh guru ini karena masukan yang didapat juga dari guru,” imbuh Menteri Nadiem.

Dalam dialog, Ketua umum Ikatan Guru Vokasi Indonesia (IGVI), Umi Tira Lestari menyampaikan bahwa IGVI bersama Orbit Future Academy sudah bergerak dengan mengadakan pelatihan Teknologi Informasi (TI) di berbagai sekolah. Orbit Future Academy telah membantu dari segi biaya dan IGVI membantu mempromosikannya. “Semoga melalui program ini akan semakin banyak yang berpartisipasi,” harapnya.

Heru Purnomo, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyampaikan bahwa Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) selama pandemi memiliki dampak positif bagi para siswa dan guru yang memiliki jarak tempuh ke sekolah jauh, sehingga mereka dapat belajar mengajar secara virtual dan mengurangi biaya. "Sekolah virtual merupakan suatu terobosan yang dapat mengurangi biaya transportasi dan lebih efektif. Ada gagasan anak-anak yang jauh dari sekolah dilayani dengan sekolah virtual, walaupun di awal ada guru prionir yang membimbing mereka,” ujarnya.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril menyampaikan pesan bahwa guru penggerak bukan hanya individu yang hebat, tetapi juga komunitas yang hebat. Ia berpesan agar para guru terus bergotong royong dan bekerja sama tanpa terbatasi struktur dan perbedaan jenjang maupun keahlian.

"Semua tentang komunitas, guru Taman Kanak-kanak (TK) dapat berkolaborasi dengan guru Sekolah Menengah Atas (SMA). Secara struktur tidak diatur, tetapi otomatis terbentuk," tutur Iwan Syahril.

Beberapa Organisasi Profesi yang hadir dalam dialog kali ini, antara lain Asosiasi Guru Seni Budaya Indonesia, Ikatan Pamong Belajar Indonesia  (IPABI), Federasi Guru TIK & KPPI Nasional, Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Forum Guru IPS Seluruh Indonesia (FOGIPSI), Ikatan Guru Vokasi Indonesia (IGVI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Asosisasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN), Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), Majelis Pendidikan Nasional, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGSI).

(Sumber Foto: Kemendikbudristek)