Bulan Bahasa dan Sastra, Membangun Budaya Literasi dalam Keluarga

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 27 Oktober 2021 | 15:22 WIB - Redaktur: Untung S - 499


Jakarta, InfoPublik - Darma Wanita Persatuan (DWP) Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan webinar Darma Wanita Persatuan dengan tema “Menyiapkan Ekosistem untuk Membangun Literasi dalam Keluarga”.

Webinar ini merupakan salah satu kegiatan untuk menyemarakkan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2021 yang jatuh pada bulan Oktober setiap tahun, dan diselenggarakan secara hibrida dengan protokol kesehatan yang ketat, Selasa, (26/10/2021).

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, mengatakan dasar literasi adalah baca tulis, tetapi kemudian dikembangkan menjadi konsep yang lebih luas. Demi mengukuhkan kecakapan hidup, kata dia, literasi bukan hanya berurusan dengan kemampuan mengenal huruf, angka, atau gambar, bahkan suara, melainkan juga terkait dengan kemampuan untuk menganalisis, mensintesis, menilai, dan mencipta.

“Kemampuan kreatif inilah yang kita semua harapkan bisa dimiliki oleh semua anak kita sebab kreativitas selalu tanpa batas,” kata Aminudin, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Aminudin Azis menyebut, budaya literasi di Indonesia masih tergolong rendah. Untuk itu, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) telah memulai program literasi sejak 2016 dengan meluncurkan berbagai program, salah satunya adalah Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sasaran dari GLN ini adalah sekolah, masyarakat, dan keluarga. Melalui GLN, tumbuh kesadaran dari kementerian/lembaga dan juga masyarakat bahwa literasi adalah kemampuan yang paling asasi dan hakiki yang wajib dimiliki oleh setiap orang agar mereka bisa menjalankan kehidupan dengan baik dan benar.

Dalam kesempatan yang sama, Franka Makarim selaku Penasihat DWP Kemendikbudristek menyampaikan bahwa membaca sangat penting bagi anak-anak. Membaca tidak hanya akan memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membangun karakter.

“Membangun kebiasaan membaca dalam keluarga itu, apalagi di tengah perkembangan media sosial yang begitu cepat saat ini, anak-anak seringkali lebih tertarik menggunakan gawai daripada membaca buku. Namun tidak menutup kemungkinan untuk membangun ekosistem yang kuat di keluarga dan kuncinya ada di diri kita sendiri sebagai orang tua,” ucap Franka.

Menurut Franka, ada dua hal penting untuk menumbuhkan kemampuan literasi pada anak. Pertama, menyediakan beragam pilihan bacaan di rumah dan membiarkan anak untuk memilih buku bacaan yang disukainya.

“Kita perlu memerdekakan anak-anak kita untuk menentukan pilihan, tapi dengan pengawasan kita. Sebab jika orang tua memaksakan buku-buku apa yang harus dibaca, rasa cinta tidak mungkin akan terbentuk dalam hati anak-anak kita,” jelasnya.

Ditambahkan Franka, mengajak anak-anak untuk membicarakan dan berdiskusi tentang buku yang sedang atau sudah dibaca dapat melatih kemampuan anak dalam mengolah informasi yang diperoleh dan mengutarakan pendapat.

Franka juga menggarisbawahi bahwa keluarga memiliki peran strategis dalam pencapaian literasi anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama yang menanamkan pengetahuan untuk keberhasilan anak tidak hanya di sekolah tetapi dalam kehidupannya di masa depan.

Ketua Umum DWP, Erni Tjahyo Kumolo, mengatakan, dalam masa pandemi ini pada kenyataannya orang tua telah berperan lebih dibanding sebelum datangnya wabah.

“Perlahan orang tua mulai mengetahui cara metode mengajar, serta lebih peduli kepada persoalan pendidikan lebih daripada sebelumnya,” ujar Erni yang turut hadir secara daring sekaligus membuka webinar secara resmi.

Erni menambahkan, orang tua diharapkan lebih terlibat aktif dalam pendidikan anak sehingga terjalin kesamaan hak, terjaga kesejajaran, dan saling menghargai antara anak dan orang tua. Hal tersebut tentunya demi membangun semangat gotong royong serta memperkuat saling asah, asih, dan asuh dalam lingkungan keluarga.

“Semoga dapat tercipta anak-anak Indonesia yang tumbuh mencintai ilmu pengetahuan dan mampu untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif sebagaimana yang dibutuhkan dalam persaingan global pada masa kini dan mendatang,” harapnya.

Dalam webinar tersebut juga menghadirkan narasumber yang akrab dengan pengembangan literasi di keluarga yaitu Kepala Pusat Studi Literasi, Universitas Negeri Surabaya, Kisyani Laksono dan Praktisi Pendidikan, Najeela Shihab pada sesi gelar wicara yang dimoderatori oleh Shahnaz Haque dengan topik membahas literasi yang merupakan faktor esensial dalam upaya membangun fondasi yang kokoh bagi terwujudnya masyarakat berpengetahuan dan berkarakter.

(Sumber Foto: Kemendikbudristek)