Kemenkes Perkuat Kapasitas dan Kapabilitas Fasyankes

Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir mengatakan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia terbilang masih tinggi.

Maka dari itu, Kadir mengatakan pihaknya terus perkuat kapasitas dan kapabilitas fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) agar mampu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi pasien sesegera mungkin.

“Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) juga didorong agar mampu melakukan deteksi dini terhadap adanya potensi gangguan atau kelainan pada kesehatan ibu hamil,” kata Kadir melalui keterangan resminya Rabu (15/9/2021).

Selain itu, Kemenkes juga memperkuat upaya promotif preventif dan turut memberdayakan masyarakat. Kemudahan akses masyarakat terhadap fasyankes juga menjadi perhatian pemerintah.

Kadir mengatakan Kemenkes tengah mengembangkan berbagai inovasi pelayanan kesehatan terintegrasi berbasis digital yang bisa diakses masyarakat di mana pun dan kapan pun.

“Untuk penguatan dan pengembangan sistem inovasi pelayanan kesehatan, kita sudah menggunakan registrasi online, telemedicine, e-Resep, dan lainnya. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan,” kata Kadir.

Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76 persen kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24 persen terjadi saat hamil, 36 persen saat persalinan dan 40 persen pasca persalinan.

Yang mana lebih dari 62 persen. Kematian Ibu dan Bayi terjadi di rumah sakit yang artinya akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik.

Kadir mengatakan penyebab tingginya kematian ibu saat hamil yakni menderita anemia, mengalami kurang gizi, mengalami penyakit tekanan darah tinggi. Selain itu, ibu hamil juga mengalami berbagai penyulit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain.

(Foto: Kemenkes)