ASEAN Skills Competition Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Muda Indonesia

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 9 September 2017 | 17:05 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 265


Bekasi, InfoPublik - Melalui ajang ASEAN Skills Competition (ASC) pemerintah berupaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja muda Indonesia hingga mampu mencapai standar kompetensi di tingkat ASEAN. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri berharap, penyelenggaraan ASC di tahun-tahun mendatang semakin berkualitas dan kredibel baik dari segi penyelenggara, peserta, maupun kompetitornya. "Saya ucapkan selamat kepada pemenang ASEAN Skills Competition yang akan mewakili indonesia pada Oktober 2018 di Thailand," ujar Hanif saat menutup Seleknas ASC ke-12 di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/9/2017). Menurutnya, dalam kurun waktu 10 bulan kedepan, para pemenang seleksi nasional ASC ke-12 akan mendapatkan pelatihan yang intensif sebelum mengikuti gelaran ASC. Ajang ASC merupakan pembuktian bahwa dunia kompetensi merupakan dunia yang penuh dengan persaingan. "Ini merupaka suatu pertarungan bagaimana daya saing SDM bisa terus dipertarungkan baik di ajang nasional maupun ditingkat regional ASEAN," ujar Hanif. Hanif menjelaskan, baik pendidikan maupun pelatihan vokasi selama ini di pandang sebelah mata. Padahal realitanya banyak sarjana yang tidak memiliki keterampilan dan menganggur. "Soal keterampilan dan kompetensi ini ibarat mata uang dalam persaingan global," jelas Hanif. Ditambahkannya, jika SDM indonesia tidak memiliki kompetensi tidak akan bisa bersaing dan kesempatan untuk menang. Angkatan kerja muda Indonesai harus berada diatas standard pasar kerja. "Kenapa harus diatas standard, karena kalau diatas standard maka anda pasti menang. Kalau anda sesuai standar, anda bisa menang, tapi kalau anda di bawah standar anda pasti kalah," bebernya. Hanif berharap generasi mileneal indonesia menjadi generasi yang diatas standar pasar kerja sehingga tenaga kerja Indonesia bisa bersaing negara lain. Sudah saatnya Indonesia meninggalkan sumber daya alam sebagai tumpuan untuk melakukan pembangunan. "Karena selain persoalan lingkungan, kita juga tahu bahwa terus mengekploitasi alam akan mengakibatkan ketidak adilan antar generasi," kata Hanif. Saat ini dan kedepannya, lanjut Hanif, Indonesia harus menjadikan pendidikan dan pelatihan vokasi sebagai prioritas agar terfokus pada pembangunan SDM sebagaimana sudah di prioritaskan oleh Presiden Joko Widodo. "Oleh karena itu skema baik pendidikan maupun pelatihan vokasi harus terus kita gaungkan. harus terus kita edukasikan juga kepada masyarakat. Bahwa mengirim anak ke tempat pelatihan kerja juga dapat membekali mereka dengan keterampilan dan kompetensi yang akhirnya bisa masuk ke pasar kerja," pungkas Hanif.