MPASI Buatan Rumah Terjamin Sehat Daripada Makanan Praktis

:


Oleh Putri, Kamis, 3 Agustus 2017 | 23:01 WIB - Redaktur: Juli - 109


Jakarta, InfoPublik - Kurangnya edukasi dan waktu, membuat orang tua atau ibu memilih kepraktisan dalam membuat makanan pendamping ASI (MP-ASI), antara lain dengan membeli makanan bayi dalam kemasan.

Menurut Ahli Nutrisi dr Tan Shot Yen, hal ini karena pembudayaan makanan pabrikan yang dianggap memenuhi syarat gizi, atau mencukupi kebutuhan gizi.

Padahal kata dr. Tan, ini merupakan penyakit akibat budaya pangan yang bergeser. Juga tenaga kesehatan yang kurang mengedukasi dan hanya menyarankan kepraktisan.

"Tenaga kesehatan dan gizi mempunyai kewajiban moral untuk membimbing semua ibu menyusui agar mampu membuat MPASI bermutu sesuai pangan lokal yang terjamin kebersihannya dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," kata dr Tan dalam temu media Pekan ASI Sedunia di Jakarta, Kamis (3/8).

Ia juga memaparkan bahwa MPASI menjamin pendampingan ASI hingga dua tahun lebih, untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. "Alam menyediakan yang terbaik untuk tumbuh kembang manusia, dan MPASI tidak mengenal kasta," ungkapnya.

dr Tan menjelaskan misalnya dengan mengolah telur ayam, karena di manapun telur ayam mempunyai komposisi pangan yang sama. Begitu pula ikan kakap, daun bayam dan pisang. 

MPASI buatan rumah ini bisa menghemat biaya, karena bisa diambil dari bahan makanan yang sama untuk keluarga. "Ibu bisa mengolah Ikan dengan dikukus dilumatkan untuk bayi, sedangkan untuk orang tua dan anak sekolah misalnya bisa dibuatkan pepes atau pindang," jelasnya.

Ia juga mengimbau agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. "Tidak ada alasan atas nama kemiskinan untuk ibu tidak mampu dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya," kata dr Tan.